TAFSIR
TUJUAN
HIMPUNAN
MAHASISWA ISLAM
Dikutip dari Hasil Kongres XXX Desember 2018 di Ambon
I. PENDAHULUAN
Tujuan yang jelas
diperlukan untuk suatu organisasi, hingga setiap usaha yang dilakukan oleh
organisasi tersebut dapat dilaksanakan dengan teratur. Bahwa tujuan suatu
organisasi dipengaruhi oleh suatu motivasi dasar pembentukan, status dan fungsinga
dalam totalitas dimana ia berada. Dalam totalitas kehidupan bangsa Indonesia,
maka HMI adalah organisasi yang menjadikan Islam sebagai sumber nilai. Motivasi
dan inspirasi bahwa HMI berstatus sebagai organisasi mahasiswa, berfungsi sebagai
organisasi kader dan yang berperan sebagai organisasi perjuangan serta bersifat
independen.
Pemantapan fungsi
kekaderan HMI ditambah dengan kenyataan bahwa bangsa Indonesia sangat
kekurangan tenaga intelektual yang memiliki keseimbangan hidup yang terpadu
antara pemenuhan tugas duniawi dan ukhrowi, iman dan ilmu, individu dan
masyarakat, sehingga peranan kaum intelektual yang semakin besar dimasa mendatang
merupakan kebutuhan yang paling mendasar. Atas faktor tersebut, maka HMI
menetapkan tujuannya sebagaimana dirumuskan dalam pasal 4. AD HMI yaitu :
“TERBINANYA
INSAN AKADEMIS, PENCIPTA, PENGABDI YANG BERNAFASKAN ISLAM DAN BERTANGGUNG JAWAB
ATAS TERWUJUDNYA MASYARAKAT ADIL MAKMUR
YANG
DIRIDHOI ALLAH SUBHANAHU WATAALA”.
Dengan rumusan
tersebut, maka pada hakekatnya HMI bukanlah organisasi massa dalam pengertian
fisik dan kualitatif, sebaliknya HMI secara kualitatif merupakan lembaga
pengabdian dan pengembangan ide, bakat dan potensi yang mendidik, memimpin dan
membimbing anggota-anggotanya untuk mencapai tujuan dengan cara-cara perjuangan
yang benar dan efektif.
II. MOTIVASI
DASAR KELAHIRAN DAN TUJUAN ORGANISASI
Sesungguhnya
Allah SWT telah mewahyukan Islam sebagai agama yang Haq dan sempurna untuk
mengatur umat manusia agar berkehidupan sesuai dengan fitrahnya sebagai
Khalifatullah di muka bumi dengan kewajiban mengabdikan diri semata-mata
kehadiratnya.
Kehidupan yang
sesuai dengan fitrah manusia tersebut adalah kehidupan yang seimbang dan
terpadu antara pemenuhan jasmani dan kalbu, iman dan ilmu, dalam mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan ukhrowi. Atas keyakinan ini, maka HMI menjadikan
Islam selain sebagai motivasi dasar kelahiran juga sebagai sumber nilai, motivasi
dan inpirasi. Dengan demikian Islam bagi HMI merupakan pijakan dalam menetapkan
tujuan dari usaha organisasi HMI.
Dasar Motivasi
yang paling dalam bagi HMI adalah ajaran Islam. Karena Islam adalah ajaran
fitrah, maka pada dasarnya tujuan dan mission Islam adalah juga merupakan
tujuan daripada kehidupan manusia yang fitri, yaitu tunduk kepada fitrah kemanusiaannya.
Tujuan kehidupan
manusia yang fitri adalah kehidupan yang menjamin adanya kesejahteraan jasmani
dan rohani secara seimbang atau dengan kata lain kesejahteraan materil dan
kesejahteraan spiritual.
Kesejahteraan
yang akan terwujud dengan adanya amal saleh (kerja kemanusiaan) yang
dilandasi dan dibarengi dengan keimanan yang benar. Dalam amal kemanusiaan
inilah manusia akan dapatkan kebahagian dan kehidupan yang sebaikbaiknya. Bentuk
kehidupan yang ideal secara sederhana kita rumuskan dengan “kehidupan
yang adil dan makmur”.
Untuk
menciptakaan kehidupan yang demikian. Anggaran dasar menegaskan kesadaran
mahasiswa Islam Indonesia untuk merealisasikan nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha
Easa, Kemanusian Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin
oleh Hikmah Dalam Kebijaksanaan/ Perwakilan serta mewujudkan Keadilan Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia dalam rangka mengabdikan diri kepada Allah SWT.
Perwujudan
dari pada pelaksanaan nilai-nilai tersebut adalah berupa amal saleh atau kerja
kemanusiaan. Dan kerja kemanusiaan ini akan terlaksana secara benar dan
sempurna apabila dibekali dan didasari oleh iman dan ilmu pengatahuan. Karena inilah
hakekat tujuan HMI tidak lain adalah pembentukan manusia yang beriman dan berilmu
serta mampu menunaikan tugas kerja kemanusiaan (amal saleh). Pengabdian dan
bentuk amal saleh inilah pada hakekatnya tujuan hidup manusia, sebab dengan melalui
kerja kemanusiaan, manusia mendapatkan kebahagiaan.
III. BASIC DEMAND
BANGSA INDONESIA
Sesunguhnya
kelahiran HMI dengan rumusan tujuan seperti pasal 4 Anggaran Dasar tersebut
adalah dalam rangka menjawab dan memenuhi kebutuhan dasar (basic need)
bangsa Indonesia setelah mendapat kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 guna
memformulasikan dan merealisasikan cita-cita hidupnya. Untuk memahami kebutuhan
dan tuntutan tersebut maka kita perlu melihat dan memahami keadaan masa lalu
dan kini. Sejarah Indonesia dapat kita bagi dalam 3 (tiga) periode yaitu:
a) Periode (Masa)
Penjajahan
Penjajahan pada
dasarnya adalah perbudakaan. Sebagai bangsa terjajah sebenarnya bangsa
Indonesia pada waktu itu telah kehilangan kemauan dan kemerdekaan sebagai hak
asasinya. Idealisme dan tuntutan bangsa Indonesia pada waktu itu adalah
kemerdekaan. Oleh karena itu timbullah pergerakan nasional dimana
pimpinan-pimpinan yang dibutuhkan adalah mereka yang mampu menyadarkan hak-hak
asasinya sebagai suatu bangsa.
b) Periode (Masa)
Revolusi
Periode ini
adalah masa merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Berkat rahmat Allah Yang
Maha Kuasa serta didoorong oleh keinginan yang luhur maka bangsa Indonesia
memperoleh kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Dalam periode ini yang
dibutuhkan oleh bangsa Indonesia adalah adanya persatuan solidaritas dalam
bentuk mobilitas kekuatan fisik guna melawan dan menghancurkan penjajah. Untuk
itu dibutuhkan adanya “solidarity making” diantara seluruh kekuatan
nasional sehingga dibutuhkan adanya pimpinan nasional tipe solidarity
maker.
c) Periode (Masa)
Membangun
Setelah Indonesia
merdeka dan kemerdekaan itu mantap berada ditangannya maka timbullah cita-cita
dan idealisme sebagai manusia yang bebas dapat direalisir dan diwujudkan.
Karena periode ini adalah periode pengisian kemerdekaan, yaitu guna menciptakan
masyarakat atau kehidupan yang adil dan makmur. Maka mulailah pembangunan
nasional. Untuk melaksanakan pembangunan, faktor yang sangat diperlukan adalah
ilmu pengetahuan.
Pimpinan nasional
yang dibutuhkan adalah negarawan yang “problem solver” yaitu tipe “administrator”
disamping ilmu pengetahuan diperlukan pula adanya iman/akhlak
sehingga mereka mampu melaksanakan tugas kerja kemanusiaan (amal
saleh). Manusia yang demikian mempunyai garansi yang obyektif untuk menghantarkan
bangsa Indonesia ke dalam suatu kehidupan yang sejahtera adil dan makmur serta
kebahagiaan. Secara keseluruhan basic demand bangsa Indonesia adalah
terwujudnya bangsa yang merdeka, bersatu dan berdaulat, menghargai HAM, serta
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dengan tegas tertulis dalam Pembukaan UUD
1945 dalam alinea kedua.
Tujuan 1 dan 2
secara formal telah kita capai tetapi tujuan ke-3 sekarang sedang kita
perjuangkan. Suatu masyarakat atau kehidupan yang adil dan makmur hanya akan
terbina dan terwujud dalam suatu pembaharuan dan pembangunan terus menerus yang
dilakukan oleh manusia-manusia yang beriman, berilmu pengetahuan dan
berkepribadian, dengan mengembangkan nilai-nilai kepribadian
bangsa.
IV. KUALITAS
INSAN CITA HMI
Kualitas Insan
Cita HMI adalah merupakan dunia cita yang terwujud oleh HMI di dalam pribadi
seorang manusia yang beriman dan berilmu pengetahuan serta mampu melaksanakan
tugas kerja kemanusiaan. Kualitas tersebut sebagaimana dalam pasal tujuan
(pasal 5 AD HMI) adalah sebagai berikut :
a. Kualitas
Insan Akademis
1. Berpendidikan Tinggi, berpengetahuan luas,
berfikir rasional, obyektif, dan kritis.
2. Memiliki kemampuan teoritis, mampu
memformulasikan apa yang diketahui dan dirahasiakan. Dia selalu berlaku dan
menghadapi suasana sekelilingnya dengan kesadaran.
3. Sanggup berdiri sendiri dengan lapangan ilmu
pengetahuan sesuai dengan ilmu pilihannya, baik secara teoritis maupun tekhnis
dan sanggup bekerja secara ilmiah yaitu secara bertahap, teratur, mengarah pada
tujuan sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan.
b. Kualitas
Insan Pencipta : Insan Akademis, Pencipta
1. Sanggup melihat kemungkinan-kemungkinan lain
yang lebih dari sekedar yang ada dan bergairah besar untuk menciptakan
bentuk-bentuk baru yang lebih baik dan bersikap dengan bertolak dari apa yang
ada (yaitu Allah). Berjiwa penuh dengan gagasan-gagasan kemajuan, selalu
mencari perbaikan dan pembaharuan.
2. Bersifat independen, terbuka, tidak isolatif,
insan yang menyadari dengan sikap demikian potensi, sehingga dengan demikian
kreatifnya dapat berkembang dan menentukan bentuk yang indah-indah.
3. Dengan memiliki kemampuan akademis dan mampu
melaksanakan kerja kemanusiaan yang disemangati ajaran islam.
c. Kualitas
Insan Pengabdi : Insan Akdemis, Pencipta, Pengabdi
a. Ikhlas dan sanggup berkarya demi kepentingan
umat dan bangsa.
b. Sadar membawa tugas insan pengabdi, bukan
hanya sanggup membuat dirinya baik tetapi juga membuat kondisi sekelilingnya
menjadi baik.
c. Insan akdemis, pencipta dan pengabdi adalah
insan yang bersungguh-sungguh mewujudkan cita-cita dan ikhlas mengamalkan
ilmunya untuk kepentingan umat dan bangsa.
d. Kualitas Insan yang bernafaskan Islam :
Insan Akademis, pencipta dan pengabdi yang bernafaskan Islam
a. Islam yang telah menjiwai dan memberi pedoman
pola fikir dan pola lakunya tanpa memakai merk Islam. Islam akan menajdi
pedoman dalam berkarya dan mencipta sejalan dengan nilai-nilai universal Islam.
Dengan demikian Islam telah menafasi dan menjiwai karyanya.
b. Ajaran Islam telah berhasil membentuk “unity
personality” dalam dirinya. Nafas Islam telah membentuk pribadinya yang utuh
tercegah dari split personality tidak pernah ada dilema pada dirinya
sebagai warga negara dan dirinya sebagai muslim. Kualitas insan ini telah
mengintegrasikan masalah suksesnya pembangunan nasional bangsa kedalam
suksesnya perjuangan umat islam Indonesia dan sebaliknya.
e. Kualitas Insan bertanggung jawab atas
terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi oleh Allah SWT
a. Insan akademis, pencipta dan pengabdi yang
bernafaskan Islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur
yang diridhoi oleh Allah SWT.
b. Berwatak, sanggup memikul akibat-akibat dari
perbuatannya dan sadar dalam menempuh jalan yang benar diperlukan adanya
keberanian moral.
c. Spontan dalam menghadapi tugas, responsif
dalam menghadapi persoalanpersoalan dan jauh dari sikap apatis.
d. Rasa tanggung jawab, taqwa kepada Allah SWT,
yang menggugah untuk mengambil peran aktif dalam suatu bidang dalam mewujudkan
masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.
e. Evaluatif dan selektif terhadap setiap langkah
yang berlawanan dengan usaha mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
f. Percaya pada diri sendiri dan sadar akan
kedudukannya sebagai “khallifah fil ard” yang harus melaksanakan
tugas-tugas kemanusiaan.
Pada pokoknya
insan cita HMI merupakan “man of future” insan pelopor
yaitu insan yang berfikiran luas dan berpandangan jauh, bersikap terbuka,
terampil atau ahli dalam bidangnya, dia sadar apa yang menjadi cita-citanya dan
tahu bagaimana mencari ilmu perjuangan untuk secara kooperatif bekerja sesuai
dengan yang dicita-citakan.
Tipe ideal dari
hasil perkaderan HMI adalah “man of inovator” (duta-duta pembaharu).
Penyuara “idea of progress” insan yang berkeperibadian imbang dan padu,
kritis, dinamis, adil dan jujur tidak takabur dan ber-taqwa kepada Allah
Allah SWT. Mereka itu manusia-manusia uang beriman berilmu dan mampu beramal
saleh dalam kualitas yang maksimal (insan kamil)
Dari lima
kualitas insan cita tersebut pada dasarnya harus memahami dalam tiga kualitas
insan Cita yaitu kualitas insan akademis, kualitas insan pencipta dan kualitas
insan cita. Ketiga insan kualitas pengabdi tersebut merupakan insan islam yang terefleksi
dalam sikap senantiasa bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil dan
makmur yang diridhoi Allah SWT.
V. TUGAS ANGGOTA
HMI
Setiap anggota
HMI berkewajiban meningkatkan kualitas dirinya menuju kualitas insan cita HMI.
Untuk itu setiap anggota HMI harus mengembangkan sikap mental pada dirinya yang
independen untuk itu:
a.
Senantiasa
memperdalam hidup kerohanian agar menjadi luhur dan ber-taqwa kepada
Allah SWT.
b. Selalu tidak puas dalam mencari kebenaran
c. Teguh dalam pendirian dan obyektif rasional
menghadapi pendirian yang berbeda.
d. Bersifat kritis dan berpikir bebas kreatif
e. Selalu haus terhadap ilmu pengetahuan dan
selalu mencari kebenaran
Hal tersebut akan
diperoleh antara lain dengan jalan :
a. Senantiasa meningkatkan pemahaman dan
pengamalan ajaran Islam yang dimilikinya dengan penuh gairah.
b. Aktif berstudi dalam Fakultas yang dipilihnya.
c. Mengadakan tentor club untuk studi ilmu
jurusannya dan club studi untuk masalah kesejahteraan dan kenegaraan
d. Selalu hadir dan pro aktif dalam forum ilmiah
e. Aktif dalam mengikuti karyaseni dan budaya
f. Mengadakan halaqah-halaqah perkaderan di
masjid-masjid kampus
Bahwa tujuan HMI
sebagaimana yang telah dirumuskan dalam pasal 4 AD HMI pada hakikatnya adalah
merupakan tujuan dalam setiap Anggota HMI. Insan cita HMI adalah gambaran masa
depan HMI. Suksesnya anggota HMI dalam membina dirinya untuk mencapai Insan Cita
HMI berarti dia telah mencapai tujuan HMI.
Insan cita HMI
pada suatu waktu akan merupakan “Intellectual community” atau
kelompok intelegensi yang mampu merealisasi cita-cita umat dan bangsa dalam suatu
kehidupan masyarakat yang religius, sejahtera, adil dan makmur serta Bahagia (masyarakat
adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahuwataala).
Wabillahittaufiq
wal hidayah.
Posting Komentar