Articles by "Training"

 

PENGAJUAN BANTUAN PELAKSANAAN KEGIATAN/TIKET PERJALANAN PEMATERI DAN ATAU PENGELOLA PELATIHAN

 

 A. SYARAT PENGAJUAN

  1. Sudah memenuhi kriteria berdasarkan pedoman perkaderan HMI
  2. Mendapatkan rekomendasi dari BPL PB HMI
  3. Bersedia membuat paper/RPP materi yang dituju

MEKANISME PENGAJUAN

HMI Cabang dan Badko yang akan mengajukan, berkoordinasi dengan BPL PB HMI. BPL PB HMI mengajukan surat permohonan bantuan/pengantar kepada YPIC, selambat-lambatnya tujuh hari sebelum kegiatan dilaksanakan dengan melampirkan :
1. Proposal Kegiatan
2. Bukti Undangan sebagai narasumber
3. Makalah yang hendak disampaikan atau Modul Pelatihah untuk MOT

MEKANISME PELAPORAN PENERIMAAN

Penerima bantuan wajib melaporkan kegiatan selambat-lambat nya tiga hari setelah selesai kegiatan dengan lampiran sebagai berikut:
1. Foto Kegiatan dan Video testimoni
2. Deskripsi jalannya kegiatan (progress report)

B. JENIS BANTUAN
Bantuan Dana untuk pembiayaan Pelaksanaan Kegiatan/Tiket Perjalanan dari tempat asal ke lokasi kegiatan

C. KRITERIA BANTUAN
Pemateri Materi wajib HMI

D. PENGAJUAN BANTUAN KEGIATAN PELATIHAN

PERUNTUKAN BANTUAN
1. Training Instruktur
2. Training For Trainer (ToT)
3. Advance Training (LK III)
4. Intermediate Training (LK II)

E. SYARAT PENGAJUAN
1. Proposal rencana training yang telah memenuhi standar pedoman perkaderan HMI
2. Mendapatkan rekomendasi PB HMI / BPL

F. MEKANISME PENGAJUAN
HMI Cabang dan Badko Mengajukan surat permohonan bantuan biaya pelaksanaan pelatihan selambat-lambatnya dua minggu sebelum kegiatan dilaksanakan dengan melampirkan :
1. Proposal kegiatan
2. Khusus untuk training ke-BPL-an, wajib menyertakan modul pelatihan

G. MEKANISME PELAPORAN PENERIMAAN
Penerima bantuan wajib melaporkan kegiatan selambat-lambat nya tiga hari setelah selesai kegiatan dengan lampiran sebagai berikut:
1. Foto Kegiatan
2. Deskripsi jalannya kegiatan (progress report)
3. Materi-materi Pelatihan

H. JENIS BANTUAN
Pendanaan

Proposal dan Laporan dikirimkan dalam bentuk soft File pdf dan jpg ke alamat berikut
Email : perkaderaninsancita@gmail.com

Tujuan : Ketua yayasan Perkaderan Insan Cita
Subjek : Proposal Bantuan Kegiatan/Tiket Perjalanan

Dikutip dari : https://perkaderaninsancita.org/mekanisme-pengajuan-bantuan-pelatihan/

Daring : Follow Up Mision HmI Komisariat Dakwah Cabang Pontianak

Judul Materi : Mision HmI
Klasifikasi : Follow Up
Fasilitator : Muhammad Dhanas Amarizar
Moderat
Hari, Tanggal : Jumat, 14 Mei 2020
Waktu : 20.00 WIB - 22.00 wib
Media : Whatsapp Grup
Metode : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab
HmI Komisariat Dakwah Cabang Pontianak

Assalammu alaikum Wr. Wb.,
Salam sapa hangat buat kanda, yunda dan adinda HmI komisariat Dakwah HmI Cabang Pontianak, harapan umat dan bangsa yang sadar akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang kader HmI.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur atas rahmat dan ridha Allah SWT sehingga kita bisa dipertemukan dalam forum follow up kali ini. Mudah mudahan kegiatan ini adalah suatu petunjuk dari Allah SWT, untuk kebaikan kita semua.

Berikut ialah pengantar follow up mision HmI kita, adalah frame dari pembahasan materi mision HmI yang malam ini akam kita diskusikan. Materi tersebut terpotong akan 2 poin pembahasan yakni kader dan perjuangan yang harapannya diskusi kita kali ini akan mampu melahirkan semangat kader yang sadar akan peran perjuangannya berlandaskan 4 poin pembahasan sebelumnya.

Sering kali mission disamakan dengan konstitusi yang sebenarnya mision itu tatanan prisip seorang kader HmI dalam berjuang. Konstitusi sifatnya adalah rule of game dalam berHmI seperti Al Quran dan Hadist sebagai rule of game seseorang dikatakan berIslam. Muatan mision terletak pada kesadaran diri seorang kader bahwa mereka adalah mahasiswa, bukan lagi anak TK. Masa setelah sekolah dianggap sudah dewasa(baligh). Mereka memiliki kesadaran memilih untuk menjalankan kehidupannya. Mereka yang memilih menjadi mahasiswa adalah suatu pilihan sadar dalam haus menuntut ilmu, dan siap menjadi masyarakat kelas elit regenerasi, harapan dimasa depan. Kualitas mahasiswa saat ini sangat menentukan kondisi bangsa dimasa depan.

Semua pilihan juga ada konsekuensi nya, setiap pilihan ada pertanggungjawabannya, setiap pilihan ada tugas yang dipikul, oleh karena itu mision HmI menekankan pada kesadaran bahwa kawan kawan punya tanggungjawab besar dan harus diperjuangkan sebagaimana mestinya, kenapa memilih untuk kuliah? Kenapa mengambil prodi tersebut? Kenapa harus menjadi mahasiswa yang mana semua pilihan tersebut adalah pilihan sadar atas memperjuangkan kebenaran untuk umat dan bangsa, mewujudkan masyarakyat adil makmur dan HmI adalah pilihan, alat perjuangan untuk mencapai tujuan tersebut, yakni tujuan kita bersama.

Mision HmI

Mision HmI merupakan salah satu materi wajib HmI yang sering kita pahami adalah suatu tugas yang yang diemban atau tanggung jawab yang dipikul oleh kader HmI. Mision HmI dalam pembahasannya tentang 6 pasal di AD HmI yang terintegral dan berkesinambungan yakni Mahasiswa sebagai status(AD pasal 7), Independen sebagai sifat (AD Pasal 6), Islam sebagai asas(pasal 3), Tujuan HmI(AD pasal 4), kader sebagi fungsi(AD pasal 8), dan peran yakni Perjuangan(AD pasal 9).Mission berposisi sebagai suatu landasan prisip kader, landasan awal dari seorang kader dalam berbuat dengan muara pada usaha(AD pasal 5).

Mahasiswa bagi HmI tidak hanya sekedar status sosial atas mereka yang menempuh pendidikan didunia perguruan tinggi. Adapun mereka juga memiliki tugas yang di emban dan tanggung jawab yang dipikul sebagai kelompok elit di masyarakyat. Tidak semua orang bisa menempuh pendidikan di perguruan tinggi, dan kita yang diberikan kesempatan oleh Nya untuk berusaha menjadi mahasiswa seutuhnya adalah wujud bersyukur dan ikhlas mereka.

Mahasiswa sebagai status sosial memiliki idealime dan andil besar terhadap perubahan dan kemajuan masyarakat. Hal ini dibuktikan dari kisah perjuangan mahasiswa fase sebelum kemerdekaan Indonesia, hingga saat ini tidak terlepas dari hasil peran dan usaha mahasiswa. Oleh karena itu mahasiswa disebut dengan berbagai nama buah hasil perjuangan dari sebagai agen perubahan, agen harapan masa depan, agen kontrol sosial dan lainnya. Hal tersebut bukan serta merta adalah kata kata kosong melainkan semua hasil usaha pendahulu juga suatu perjanggungjawaban dan kita juga terus meneruskan perjuangan mereka. Mahasiswa juga dijuluki sebagai iron man didasari atas idealis mereka yang tak tergadaikan yakni selalu menjunjung kebenaran, murni untuk haq layak masyarakyat(kemaslahatan umat dan bangsa).


Kita sebagai mahasiswa yang ideal selalu haus mencari kebenaran melalui cara hausnya menuntut ilmu dan berbuat suatu gerakan untuk menjunjung kebenaran tersebut baik individual maupun terorganisir. Idealisme kita atas perjuangan akan mencari kebenaran secara bebas dan merdeka, tidak terikat kepada apapun selain kepada kebenaran itu sendiri dikenal dengan sebutan independensi/bersifat independen. Sifat ini menjadikan mahasiswa bebas merdeka dalam berfikir dan berbuat yakni tidak berpihak kepada apapun selain pada kebenaran. Namun dari semua kebenaran yang dijunjung oleh mahasiswa perlu ditelaah kembali.

Adapun kebenaran mutlak yang diakui HmI sebagaimana juga termaktub dalam persyahadatan pada Islam yakni " Tiada Tuhan selain Allah" yang memiliki konotasi makna tiada kebenaran lain selain kebenaran Tuhan yang Maha Esa. Mereka yang menjunjung tinggi kebenaran adalah bentuk eksistensi menegakan kebenaran mutlak/absolut sejatinya ada pada Tuhan. Sedangkan kebenaran pada manusia itu sifatnya adalah kebenaran relatif/perspektif yang terbatas akan ruang dan waktu dan bisa berubah-ubah mengikuti perkembangan zaman. Dari kondisi ini HmI memandang dalam pencarian mencapai kebenaran bermasyarakyat terdapat 2 jenis pengambilan keputusan yang disebut dengan independensi etis dan independensi organisatoris. 

Independensi etis sederhananya dipahami sebagai sifat individual seseorang yang selalu mencari dan memperjuangkan kebenaran yang diyakini dari hati nurani. Sedangkan Independensi organisatoris adalah kebenaran diputuskan secara kelompok(musyawarah), didapatkan dari hasil kajian bersama. Kedua konsep pencarian kebenaran ini dikenal dalam pandangan Islam sebagai konsep ijtihad. Ijtihad fardh itu kita sebut dengan independensi etis dan ijtihad jami/jama adalah yang kita sebut dengan independensi organisatoris. 

HmI menjadikan Islam sebagai asas maksudnya segala perbuatan, perilaku dan berfikir seorang kader dilandasi atas dasar ajaran Islam sebagai landasan teologis. HmI memandang Islam bukan hanya sebatas pada mengatur pola liku kehidupan beribadah madhah, melainkan ada unsur tata nilai nilai sebagai dasar kebenaran yang sempurna dalam menciptakan tatanan budaya yang merupakan kebenaran untuh dan mampu diterima oleh seluruh manusia. Tatanan nilai inilah yang diharapkan terbentuk dalam jiwa kader membangun prinsip hidup, ialah yang akan melahirkan suatu peradaban yang dicitakan yakni masyarakyat adil makmur(muamalah).

Tata nilai mendasar ini, ada yang menyebut perjuangan tauhid dan termaktub pada tujuan HmI yakni ridha Allah SWT. Ridha Allah SWT  ialah simbol ketauhidan dan mengalir dalam semangat perjuangan kader di ibaratkan nafas. Mereka yang sadar akan tereksistensi dalam perjuangannya yang tulus, ikhlas dan wujud dari rasa bersyukur melalui kesadaran akan tanggung jawab yang di emban/dipikul sebagai seorang mahasiswa. Atas dasar itu mereka yang bersyukur dan ikhlas akan memperjuangkan dirinya untuk berusaha selalu mengupgrade diri dalam slogan "terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam" adalah bentuk menikmati pertanggungjawabannya, upaya bahagia kita selamat di dunia dan di akhirat(Islam).

HmI sendiri hanyalah wadah untuk kita, mahasiswa yang mengakui Islam sebagai ajaran yang haq dan sempurna itu tercemin dari bagaimana semangat mereka berproses. Memang berproses sendiri itu juga bisa, namun dengan bersama, terorganisir maka mewujudkan tujuan akan lebih mudah tercapai. Hakekat dari tujuan HmI sebenarnya adalah komitmen personality kita kepada yang Maha, sadar bahwa diri adalah hamba dan diciptakan hanya untuk beribadah kepada Nya. HmI adalah wadah kita bersama, baik buruknya iman kita tercemin dalam simbol HmI itu sendiri dan bermuara pada usaha kita dalam memantaskan diri sebelum sampai pada hari akhir, hari perhitungan amal kehidupan kita sebagai hamba.



•➖═➖═❀💚🖤❀═➖═➖•
        
     FORMAT PERTANYAAN 1
         Jum'at, 15 Mei 2020
➖➖➖➖➖➖➖➖➖

NAMA : Hamba Allah

PERTANYAAN   :
Bagaimana cara para kader untuk melaksanakan mission Hmi dalam polemik dan pandemik sekarang. Apakah hanya diam dan berdiskusi secara online. Tanpa tindakan aksi nyata. Dan bagaimana dengan anggota? Karena kader dan anggota itu dua hal yang berbeda apakah perlu memiliki sifat independen dan lainnya

JAWABAN :

•➖═➖═❀💚🖤❀═➖═➖•
        
     FORMAT PERTANYAAN 2
         Jum'at, 15 Mei 2020
➖➖➖➖➖➖➖➖➖

NAMA : No Name

PERTANYAAN   :
Manakah dari dua jenis independensi diatas yang lebih kuat dan harus didahulukan? Atau apakah memang keduanya ngga bisa dipisah? Atau apakah memang keduanya punya ranahnya masing-masing? Atau malah jangan-jangan pertanyaan saya ini sama sekali ngga nyambung? Hihi

Trimakasih

JAWABAN


•┈┈•➖➖✿💚🖤✿ ➖➖•┈┈•
•➖═➖═❀💚🖤❀═➖═➖•
        
     FORMAT PERTANYAAN 3
         Jum'at, 15 Mei 2020
➖➖➖➖➖➖➖➖➖

NAMA : Hamba Allah

PERTANYAAN   :
seseorang bisa dianggap sebagai penyandang status "mahasiswa" secara sah apabila bagaimana?

JAWABAN



•┈┈•➖➖✿💚🖤✿ ➖➖•┈┈•
•➖═➖═❀💚🖤❀═➖═➖•
        
     FORMAT PERTANYAAN 4
         Jum'at, 15 Mei 2020
➖➖➖➖➖➖➖➖➖

NAMA : PUTRI

PERTANYAAN   : di penjelasan master ada menyinggung ttg kesadaran. Kesadaran ini kan pasti muncul karena adanya dorongan diri. Nah tapi kesadaran inilah yg paling susah dilakukan (menurut saya). Bagaimana pendapat master terkait menumbuhkan kesadaran pada diri seorang kader?

JAWABAN

maaf diralat, bukan input atau output, adapun dari internal maupun eksternal.
•┈┈•➖➖✿💚🖤✿ ➖➖•┈┈•
•➖═➖═❀💚🖤❀═➖═➖•
        
     FORMAT PERTANYAAN 5
         Jum'at, 15 Mei 2020
➖➖➖➖➖➖➖➖➖

NAMA : kader dakwah

PERTANYAAN
Sering kali mission disamakan dengan konstitusi yang sebenarnya mision itu tatanan prisip seorang kader HmI dalam berjuang. Konstitusi sifatnya adalah rule of game dalam berHmI seperti Al Quran dan Hadist sebagai rule of game seseorang dikatakan berislam. So, dikatakan mission itu tatanan prinsip seorang kader HMI, jika tidak kepada Al Qur'an dan hadits kader berprinsip lalu gimana? Mohon maaf masih bingung dengan kalimat ini🙏🏻
Sekian terima kasih

JAWABAN






•┈┈•➖➖✿💚🖤✿ ➖➖•┈┈•
•➖═➖═❀💚🖤❀═➖═➖•







•┈┈•➖➖✿💚🖤✿ ➖➖•┈┈•


•┈┈•➖➖✿💚🖤✿ ➖➖•┈┈•



Training of Trainer(TOT)
Senior Course(SC)
Badan Pengelola Latihan (BPL)
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
Cabang Pontianak

Ruang Lingkup
Senior Course merupakan salah satu pelatihan non-formal HMI1 sebagai wadah untuk membentuk calon instruktur.2 Pada pelatihan ini, anggota HMI yang telah lulus Latihan Kader II dan berniat  mendedikasikan diri untuk perkaderan akan ditempa hingga memiliki kapasitas pengelola latihan HMI. Karena itulah Senior Course juga dikategorikan sebagai pelatihan formal BPL HMI. Ruang lingkup Senior Course meliputi:
1. Kemampuan Profesional
a) Penguasaan dan penghayatan proses kaderisasi: landasan dan pola perkaderan.
b) Penguasaan pengelolaan latihan: landasan dan wawasan tentang instruktur.
c) Penguasaan materi: konsep dasar keilmuan dan bahan ajar.

2. Kemampuan Personal
a) Pembawaan citra instruktur yang simpatik dan karismatik.
b) Pengejawantahan nilai-nilai kemanusiaan berasaskan Islam dalam kehidupan sosial.
c) Pemahaman serta kesungguhan untuk meluruskan pemahaman masyarakat yang keliru tentang Islam dan misi HMI.

Kemampuan-kemampuan tersebut seyogianya tertanam dalam diri instruktur HMI sebagai teladan dalam perkaderan, khususnya pada pelatihan HMI. Sehingga pembentukan sumber daya instruktur harus dirancang dan diselenggarakan dengan akurat, efektif, dan efisien. Petunjuk Pelaksanaan dan Teknis Senior Course ini disusun dengan kesadaran akan tanggung jawab perkaderan HMI yang membutuhkan instruktur berkarakter pemimpin untuk membentuk kader berkualitas insan cita.

Tujuan
Terbentuknya pengelola latihan yang memiliki kualitas muslim inteligensi, serta mampu menjadi teladan yang baik.

Target
1. Peserta dapat mendalami sistem perkaderan, utamanya dalam lingkup HMI.
2. Peserta dapat mengemban tugas dan tanggung jawab pengelola latihan.
3. Peserta dapat menerapkan keilmuannya dalam kehidupan sehari-hari.

Prasyarat Kepesertaan
Perkaderan diarahkan untuk membentuk pribadi yang berkualitas insan cita,8 sehingga kader HMI mampu berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan berjuang untuk mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridai Allah subhanahu wa ta’ala. Pelatihan ini dirancang untuk membentuk jiwa instruktur yang dapat membentuk kader pejuang demi mewujudkan cita-cita HMI tersebut, sehingga input pelatihan merupakan kader HMI terpilih yang siap berkhidmat kepada perkaderan. Maka calon peserta harus memenuhi beberapa persyaratan demi mempertahankan kualitas instruktur.

1. Seleksi Peserta Screening
Calon peserta screening ditugaskan untuk mengirimkan beberapa hal ini untuk diseleksi:
a) Lembar Motivasi calon peserta dengan narasi terkait:
1) latar belakang atau motivasi mengikuti Senior Course,
2) permasalahan atau keresahan proses perkaderan di komisariat atau cabang asal, dan
3) solusi yang ditawarkan untuk menjawab permasalahan tersebut.
b) Data Kader di komisariat asal calon peserta selama 2 (dua) periode terakhir, meliputi: 1) Nama Lengkap, 2) Tempat dan Tanggal Lahir, 3) Perguruan Tinggi, 4) Tahun Masuk, dan 5) Jenjang Pelatihan di HMI (disertai bulan dan tahun).
c) Video calon peserta membaca dan menjabarkan hokum tajwid QS al-Fatihah.

2. Screening Peserta Senior Course
Screening berupa simulasi penyampaian materi selaku pemateri atau fasilitator dalam Latihan Kader I. Materi-materi yang disampaikan adalah 5 materi wajib HMI yang dijadwalkan 1 materi setiap hari. Sehingga total waktu screening adalah 5 hari. Teknis penyelenggaraan screening:
a) Screener membagi bab/ bagian yang harus disampaikan oleh tiap calon peserta (bisa berupa undian atau diserahkan kepada yang bertugas) dengan bab/bagian yang berbeda untuk setiap calon peserta.
b) Screener mengarahkan peserta untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
c) Simulasi oleh setiap calon peserta secara bergantian dengan calon peserta lain menjadi peserta dan screener memberi penilaian.

Materi
Materi Senior Course dirangkum dari materi-materi Pelatihan Instruktur, Pelatihan Instruktur Utama, Training of Trainer, dan Training Management Trainer yang pernah dirancang oleh BPL PB.

No
Materi
Pokok Bahasan
1
Pedoman Perkaderan HMI
Landasan Perkaderan
Prinsip-prinsip Perkaderan
Pola Perkaderan
2
Sejarah dan Pedoman Dasar BPL HMI
Sejarah LPL-BPL
Pedoman Dasar BPL HMI
Pedoman Kepengurusan dan Penjelasan Atribut BPL HMI
Kode Etik BPL HMI
3
Filsafat Pendidikan

Hakikat Pendidikan
Hakikat Pendidikan Islam
Hakikat Manusia, Alam, dan Pendidikan
4
Psikologi Pendidikan

Gejala Jiwa dan Keragaman Individu
Hakekat dan Teori Belajar
Hakekat, Prinsip, dan Pendekatan Pembelajaran
5
Pengantar Ilmu Komunikasi

Definisi dan Konsep Komunikasi
Fungsi dan Tujuan Komunikasi
Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Proses Komunikasi
6
Sistematisasi Pelatihan

Fungsi Kurikulum dan Silabus
Metode Penyusunan Modul Pelatihan
Metode Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
7
Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi

Definisi dan Konsep Pedagogi
Definisi, Konsep, dan Sasaran Andragogi
Heutagogi sebagai Perpanjangan Andragogi
Refleksi Pembelajaran dan Penelitian Tindakan Kelas
8
Format Pelatihan HMI

Latihan Kader I (LK I)
Latihan Kader II (LK II)
Latihan Kader III (LK III)
Latihan Kader KOHATI (LKK)
Pelatihan LPP, BPL, dan BALITBANG
9
Evaluasi dan Teknik Penilaian

Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Alat Evaluasi
Aspek dan Teknik Penilaian
Alat Penilaian
10
Pembangunan Suasana
Public Speaking
Ice Breaking
11
Simulasi Pengelolaan Training
Simulasi Pembukaan Forum Hari Pertama Training (LK I, LK II, LKK, SC)
Simulasi Penyampaian Materi (LK I, LK II, LKK, SC)
12
Penyusunan Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Metode dan Penyusunan RTL



Peserta
Peserta Senior Course sebagai representasi dari calon instruktur HMI akan berproses dalam forum pelatihan ini. Sehingga kuantitas dan kualitas mereka harus mumpuni untuk menyerap ilmu yang disampaikan tanpa mengganggu konsentrasi peserta lain. Dengan demikian, maka jumlah peserta efektif yang ideal 15 orang dan jumlah maksimal 20 orang.

Disamping itu peserta akan dapat mengikuti proses pelatihan dengan reaksi dan interaksi yang memiliki probabilitas tinggi untuk terbentuknya instruktur berkualitas, apabila mereka paling tidak telah mendalami materi-materi Latihan Kader I dan memahami Pedoman Perkaderan serta Pedoman BPL HMI. Kualifikasi ini dapat diperoleh dengan seleksi pada awal pendaftaran.



BPL HMI Cabang Pontianak

{facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google-plus#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget