Articles by "Opini"

Pasca covid-19, Kabupaten Sintang Kalimantan Barat kini mulai menata ulang sektor perekonomiannya. Demi memperkuat dan menata Sintang kembali di perlukan kearifan lokal untuk menuju perekonomian yang lebih baik lagi.

Pada Tahun 2020 terjadi inflasi yang sangat besar di Kabupaten Sintang dengan inflasi sebesar 0,98%. Kini demi menuju pemulihan perekonomian yang lebih baik lagi di tahun 2021 pemerintah di Kabupaten Sintang kini mulai meningkatkan pelayanan masyarakyat, dan peningkatan infrastruktur, juga peningkatan Sumber Daya Manusia.

Demi memulihkan perekonomian kabupaten Sintang(pemerintah) kini mulai melakukan program-program seperti program pengembangan UMKM, program peningkatan daya dari distribusi, pariwisata program ekonomi kreatif dan masih banyak lagi program program lainnya.

Revolusi Industri 4.0 kini telah masuk ke kabupaten Sintang. Era 4.0 yang semuanya serba canggih dengan lebih banyak mengandalkan teknologi seperti saat ini. Diera industri 4.0 yang sarat dengan nuansa teknologi informasi dan komunikasi.

Namun diera 4.0 ini Sintang harus bersiap dalam menghadapi perubahan ekonomi yang sangat drastis pasca covid-19 ini. Bagi masyarakat Sintang, khususnya di pedesaan pastinya mereka dituntut lebih siap lagi dalam menghadapi ekonomi industri 4.0.

Sektor ini membuat masyarakyat kualahan, apa lagi dari segi penghasilan. Perekonomian dikota Sintang sangat menurun karena kurangnya lapangan kerja di Sintang. Banyak perusahaan yang mem-PHK karyawan bahkan tidak sedikit juga usaha-usaha yang gulung tikar. Namun tidak sedikit UMKM yang membuka usahanya dirumah. Covid-19 ini bagi masyarakat ada yang menguntungkan ada pula yang merugikan. Namun bagi masyarakat ini sudah menjadi kebiasaan baru di Sintang.


TENTANG PENULIS

YUNIARNIK SAPITRI, Lahir Di Kalbar, Sintang, Tertung Pada 01 Juli 1999 Adalah Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Pontianak Kelas Sintang Dengan Program Study Ekonomi Manajemen Bisnis.Anak Pertama Dari 5 Saudara Ini Lulus Smk N 1 Sintang,Kemudian Melajuti Pendidikan S1 Di Universitas Muhammadiyah Pontianak. Dengan Bidang Study Ekonomi Manajemen Bisnis. Hobby Saya Traveling Dan Muncak Terkadang Jika Ada Kesempatan Dan Tidak Ada Kesibukan Paling Suka Mencari Anggin Segara / sekedar Liburang Ke daerah daerah Yang Belum Pernah Di Kunjungi.

Motivasi Saya Dalam Hidup Yaitu Bisa Menjadi Orang Baik,Agar Mati Saya Tidak Sia Sia

Nama Pena : Ramadhan Sebelas

Berorganisasi, berpolitik, dan mengabdi terkadang kita jadikan alat untuk “mencari nama” atau “popularitas”, yang tidak lain adalah “riya” atau “pamrih” (varian terhalus dari syirik).(Said Muniruddin, _Bintang Arasy_(Tafsir Filosofis, Gnostik Tujuan HmI), hlm. 26)

Berproses tanpa dasar(ilmu) adalah Penyebab butanya arah kiblat perjuangan saat ini.

 
 
Jangan salahkan bila bangsa ini terjajah melalui pintu pemerintah dikarenakan kita sebagai rakyat tidak juga menampilkan kepercayaan untuk dapat membangun. Dari sisi ilmu pengetahuan yang lemah dan mental buruh yang selalu terjaga serta menghambakan manusia lain sebagai berhala adalah konteks sederhana menghidupkan illah. Semua akan sampai kepada Allah bila saja keyakinan terhadap potensi diri(percaya diri) yang patut dikembangkan sesuai dengan proses perjuangan dilakukan. Bobroknya kepemerintahan saat ini merupakan cerminan rakyat yang haus akan harta seolah pemberi harapan kebutuhan hidup yakni kebahagiaan. Tak dipungkiri bahwa dalam parlemen ormawa saat ini tak lagi se-idealisme perbuatan atas nama Kebenaran.

Kebenaran ini haruslah berlandaskan ilmu. Melalui ilmu(Tuhan) akan mengantarkan kebenaran yang hakiki. Ilmu manusia itu Relatif(Perspektif) mengikuti dah kepahaman dasar dari perjuangan. Ilmu yang mendasar ini dianggap merupakan kekuatan utama dalam perubahan. Untuk menyatukan perbedaan tersebut perlu dipahami nilai - nilai yang menjadi indikator dari sesuatu itu dikategorikan benar dan untuk mendapatkan ideal nya dengan porsi ilmu yang paling tinggi dan universal(ilmu dari Tuhan).

Mereka yang berperilaku hidup instan dan kurang mencoba memahami ilmu Tuhan, maka akan bersikap hidup secara taqlid. Dengan berTaqlit tanpa tahu apa yang ditaqlidkan belum tentu bisa menjawab solusi dari permasalahan. Sejati nya bila memiliki peran hidup sekedar mengikuti hanya mengantarkan kepada gerak hidup yang stagnasi tanpa pembaharuan. Ketika mereka berusaha beramal tanpa dasar ilmu yang jelas hanya menjadikan kerancuan, kericuhan, kesemerautan sosial. Mereka yang sadar lebih memilih menjaga tatanan kehidupan dengan sirkulasi sosial yang positif dengan maksud menetralisir kondisi reaktif sosial yang cenderung tidak jelas. Hal ini lah yang menekankan kita untuk tidak terlalu berprotes tanpa dasar. Protes kosong itu adalah wabah yang mana hasil menjadi perubahan sosial menuju arah perbaikan. Namun sayangnya saat ini protes dianggap suatu ancaman bukan referensi mencapai kebenaran. Mereka yang seharusnya mampu menjadi problem solver, bahkan meminta solusi membuktikan kesiapan yang belum matang.

29.Al-'Ankabūt : 69

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

Artinya: Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.

Perubahan bisa terjadi bila saja kita semua sudah berkiblat pada fitrahnya yakni hanif. Hanif merupakan kata keberadaan(kebenaran) dan tak bisa dikategorikan dengan kata klaim(benar). Kebenaran sendiri merupakan eksistensi dari manusia bila berTuhan pada yang Maha. Manusia berTuhan ialah manusia yang individualis namun individualisnya merupakan posisi perjuangan terhadap kondisi sosial. Mengutip tulisan Nur Cholis Madjid bahwa keyakinan terhadap agama merupakan koteks hidup individualis namun sosial. Memahami arti ini merujuk pada sifat independensi sendiri. Kebenaran yang dimaksudkan ialah kemaslahatan hak umat yang tidak terdzalimi dan manusia bebas merdeka memilih kebenaran hidup apapun. Proses sadar pertama kali ialah membangun keimanan berTauhid.(A.Dahlan : Menuju Pejuang Paripurna)

Jadilah Manusia Utuh Penegak Kebenaran melawan Kezaliman
>> https://bplhmicabangpontianak.blogspot.com/2018/11/jadilah-manusia-utuh-penegak-kebenaran.html?m=0

Kebenaran adalah apa yang diyakini dari dalam hati yang tidak melanggar dari nilai nilai Kebenaran yang diyakini untuk kemaslahatan. Semakin mengerucut nya suatu kebenaran semakin jelas arah perjuangan. Kita hanya dititipkan bagian kecil dari puzzle kebenaran guna harus disatukan dengan kebenaran lainnya. Perlulah ilmu utk mencapai perjuangan amal dari kebenaran tersebut sesuai arah tujuan

Terkadang kita salah mempersepsikan kebenaran karena tak mampu membedakan kebenaran manusia dan kebenaran Tuhan. Kebanyakan kesalahan tersebut dikarenakan masih belum mampu memahami ilmu dan menjadi perspektif perbedaan dari hal hal tersebut hingga kita mempersepsikan diri yg seharusnya sebagai manusia malah menjadi Tuhan.


Jadilah Manusia Utuh Penegak Kebenaran melawan Kezaliman
Manusia sebagai makhluk yang sempurna dari makhluk lainnya mengemban amanah sebagai Khalifah fill Adrh. Secara harfiah Khalifah fill Adrh sering diartikan sebagai Pemimpin di muka Bumi. Namun bila dianalisis mendalam merupakan seseorang yang memiliki visi misi dalam menjalani kehidupannya didunia. Visi dan misi itu terikat atas fitrah manusia yakni hanif(kebenaran). Maksudnya ialah seorang pejuang  yang menegakkan kebenaran dimuka bumi. Khalifah Fill Adrh merupakan tujuan Tuhan yang Maha menciptakan manusia. Manusia berTuhan yang Maha pastilah berusaha menjadi apa yg di inginkan Tuhannya dan perjuangannya ialah menegakkan kebenaran. Usaha untuk merealisasikan Tujuan Tuhan menciptakan manusia adalah bentuk cinta manusia pada Ber-Tuhan dengan mengembangkan potensi diri secara maksimal sesuai keinginan dengan niat dan jalan yang benar pula tanpa melanggar dari Al Quran dan Hadist sebagai asas hidup yang Islami.


Politik HMI adalah Kritisme


YOGYAKARTA- Anas Urbaningrum akhirnya terpilih sebagai Ketua Umum PB HMI periode 1997-1999. Mahasiswa semester III Paska Sarjana jurusan Ilmu Politik UI ini lahir di Blitar, 15 Juli 1969. Ia merupakan kader HMI yang ditempa dari bawah, dimulai dari jabatan sekretaris umum HMI Komisariat FISIP Unair (1990-1991). Kemudian menjadi Ketua HMI Cabang Surabaya(1992), pj. Ketua Umum Badko HMI Jatim(1992-1994), dan Kabid Partisipasi Pembangunan Nasional PB HMI(1995-1997). Di sela-sela penutupan kongres, kemarin, Anas sempat diwawancarai Replubika, berikut petikannya.

Bagaimana gambaran program HMI mendatang?
Programnya saya kira tidak lepas dari pokok-pikiran pikiran yang dikemukakan dalam forum kongres, itu tinggal diterjemahkan saja menjadi bentuk yang lebih kongkret, di dalam program-program HMI nanti.

Ada kritik tentang merosotnya sistem pengkaderan di HMI. Tanggapan Anda?
Saya kira sejak dulu proses pengkaderan HMI diorientasikan untuk memproduksi sebanyak mungkin sumber insani yang berkualitas. Bahasa kita memang seperti itu. Sumber insani pembangunan yang berkualitas, menurut saya, minimal ada 4 dimensi, yaitu dimensi kualitas penguasaan saintek, dimensi religiusitas, dimensi etika, dan dimensi estetika. Sumber insani yang paripurna, apabila mampu menghasilkan empat dimensi itu pada kader-kader HMI. Saya kira semua organisasi mempunyai tujuan, obsesi untuk mewujudkan manusia yang berkualitas seperti itu.   

Apa rencana selanjutnya sebagai ketua baru?
Kami akan mencoba memaksimal mungkin mengemban amanah yang telah diberikan oleh peserta kongres. Kalau itu tidak mampu dilakukan, saya kira, pertanggungjawaban di kongres mendatang.

Ada kritik bahwa sepak terjang HMI belakangan ini, lebih bernuansa politik?
Saya kira HMI memang harus punya kontribusi politik. Apapun, HMI adalah politik mahasiswa. Ini terjemahannya adalah kritisisme. Bagaimana HMI mampu memerankan sikap-sikap kritisnya yang kontruktif dan berdimensi ke depan, sehingga memberikan kontribusi yang signifikan untuk proses pembaruan masyarakyat.

HMI kembali ke Khittah?
Bukan kembali ke khittah, tetapi menegakan khittah. Memang lima periode terakhir perjalanan HMI, ada kecenderungan kuat untuk berorientasi pada politik struktural. Itu tidak salah. Tapi kalai itu menjadi dominan, menjadi mainstream, kemudian mengalahkan orientasi-orientasi yang lain maka akan menjadi problem. Maka diprposionalkan saja. Kita akan tetap punya fungsi politik politik, tetapi secara intelektual. Kemudian pengembangan visi entrepreneurship secara akademik. Semua itu harus diberikan ruang yang proposional juga.

Sebagai sebuah kekuatan politik, apa HMI juga akan ikut memberikan kritik pada pelaksanaan negara ini?
Pemerintah justru harus berterima kasih, jika ada potensi masyarakyat yang melakukan kritik. Sebab, kritik akan menjadi energi, menjadi kontrol, sehingga pembangunan bisa dijalankan sesuai dengan relnya. Kalau tidak ada kritik justru pemerintah harus khawatir. Kritik bisa pada pemerintah, masyarakyat dan HMI sendiri. Otokritik itu juga penting untuk pembaruan Jadi, kritik tidak dilokalisir, misalnya hanya ditunjukan pada negara atau pemerintah.

Apakah HMI juga akan ikut memberikan "warna" dalam SU MPR mendatang?
Saya kira, gerak HMI dalam bidang politik, kerangkanya adalah moralitas politik. Bagaimana kita senantiasa mengingatkan agar proses-proses politik yang berkaitan dengan SU MPR, betul-betul berjalan dalam konteks penegakan kedaulatan rakyat. Tapi bahwa HMI akan terlihat langsung disana, saya kira tidak ada konteksnya.

Tapi kan ada kekuatan bagi HMI untuk memngingatkan?
Benar. Tetapi lebik pada suara moral politik, untuk mengingatkan agar SU MPR, bukan sekedar ritualitas lima tahunan. Tetapi memiliki makna politik yang substantif bagi peningkatan kualitas demokrasi di Indonesia.

Apakah HMI akan menyumbangkan pemikiran soal pemilihan presiden mendatang?
Saya kira itu tugas SU MPR. Terlalu berat nanti kalau HMI akan melangkah kesana. Saya kira HMI proporsional saja, ada tugas-tugas lain.

Apa ukuran independensi HMI menurut Anda?
Ukuran independensi HMI, menurut saya, secara etis adalah ketika ia mampu merumuskan sikap dan perilaku yang relatif otonom, mandiri, tidak didekte oleh logika-logika ekstern.

Seperti apa pengertian relatif itu?
Ya, kan kita harus melakukan komunikasi ke pihak-pihak ekstern. Dalam konteks relativitas itu, dalam koneksi komunikasi sosial, apa pun 'kan ada pertemuan kepentingan, gagasan, dan sebagainya. Tapi secara relatif kita mampu merumuskan sikap-sikap kita sacara mandiri. Jadi apa yang kita putuskan betul-betul kita keputusan kita. Bukan titipan, bukan ada......Saya kira kita harus independesilah *Ahmad Syaify 

BPL atau singkatan dari Badan Pengelola Latihan merupakan badan khusus Himpunan yang mengampuni amanah bandiklat dalam tugas dan tanggung jawab terhadap pelaksanaan latihan himpunan dan pengkaderan. 

BPL bila dianalogikan dalam negara adalah suatu institusi pendidikan guna mencetak kader sesuai tujuan Himpunan. Walaupun BPL pengemban amanah perkaderan sebagai pusat institusi namun gerakan nya terbatas juga sulit akan mencapai tujuan bilamana institusi cabang dan komisariat juga tidak turut menjunjung perkaderan.

Sebagai Institusi Bandiklat, ruang gerak BPL tidak hanya sebatas ruang himpunan. BPL secara umum juga sebagai EO masyarakat dalam pelatihan seperti TOT(Training of Trainer), KMO Training dll.

BPL seperti ESQ Training maupun institusi pelatihan yang menitikberatkan pada building of character karena tidak hanya sebatas melakukan transfer of knowledge namun juga melakukan transfer of values dan building of mindset guna building of awareness. Pedekatan Spiritual Quantum dan Emosional Quantum adalah yang membedakan pelatihan BPL.

Kemampuan ini adalah yang sangat jarang dimiliki bahkan oleh para tenaga didik saat ini yang sebatas melakukan transfer of knowledge.

Mengutip kata Said Muniruddin, instruktur BPL ideal layaknya tugas seorang sufi. Mereka mereka adalah syair dalam kehidupan. Mereka mereka adalah pelajaran bagi orang orang sekitar. Oleh karena itu BPL juga sebagai elite people.

Saya berimajinasi kepada BPL kedepan untuk bisa menyediakan suatu wadah untuk alumni instruktur yang telah terlatih mengelola latihan, adanya wadah para instruktur yang pensiun berhimpun namun rindu akan pengelolaan.

Wadah ini bersifat sosial dan monetize, dimana alumni bisa terus berkiprah di dunia pelatihan, juga bisa mendapatkan pendapatan sampingan mengelola dan sebagian dari pendapatan nya dizakatkan untuk adik adik BPL yakni wadah profesionalisme alumni instruktur dengan dan dalam naungan BPL sehingga ilmu yang dimiliki bisa kembali ditransfer ke adik adik, para alumni mapan dalam ekonomi, juga hasrat berhimpun bisa dialokasikan kepada bangsa, upaya ridha, atas terwujudnya masyarakat adil makmur.
😁
🙏

Pena : Muhammad Ramadhan Sebelas
Kisah inspiratif seorang enterpreneur muda yang dahulunya aktifis idealis namun dibuang oleh organisasinya.

Kisah seorang yang terbuang dari organisasi nya dan dari proses pembuangan itu, dia menikmati dan menjadi motivasi hingga dia sukses menjadi pengusaha. Walaupun begitu dia tetap selalu berkontribusi secara diam diam untuk organisasi nya. Pada suatu ketika Perusahaan nya sedang mencari tenaga kerja. Ketika dia ingin masuk ke kantor, dia selalu meluangkan waktu paginya dengan ngopi di sofa umum ruang tunggu. Dia bertemu dengan temannya yang dahulu membuatnya terbuang. Dia menyapa orang tersebut dan mengajaknya ngobrol sembari menikmati kopi buatannya sendiri yang dibuat dari tempat penyediaan minuman ruang tamu. 
Awalnya kawan tersebut mengira dia ingin melamar kerja diperusahaan ini. Orang tersebut lalu berfikir untuk menyingkirkan dia demi mengurangi saingan dengan mengejek nya lalu memalukan diri nya didepan umum hingga datang pihak HDR. Ketika HRD ingin menyapa bosnya lalu bosnya memberikan kode untuk diam dan membawa orang tersebut ke ruangan interview dan HRD mengiyakan. Orang tersebut merasa dirinya dipanggil duluan semakin merasa dirinya lebih baik dari pada bos itu dan dia tetap mengejek bos itu hingga akhirnya dia berangkat bersama HRD menuju ruang interview dan menunggu diruang tunggu kembali bersama beberapa orang yang lebih dahulu menunggu. 

Satu per satu dari mereka masuk, hingga terakhir dia yang masuk. Sejenak dia melihat ke pintu menanti bos yang dihina tadi namun tak kunjung datang hingga dia berfikir bos itu tidak lulus administrasi lalu dia masuk ke ruangan interview. Ketika dia masuk hanya ada seorang sekretaris dan sekretaris menyampaikan bos sedang ke belakang dan dia dipersilahkan duduk. Dia lalu duduk sambil menunggu bos dan sekretaris menanyakan beberapa hal mengenai administrasi. Sekretaris itu juga menyampaikan kampus bos kuliah sama seperti dia bahkan fakultasnya sama dan itu membuatnya tersenyum. Dia berfikir dia akan mudah masuk diterima di kantor tersebut. Tak lama kemudian bos datang dan duduk di kursi nya. Sejenak orang itu berubah raut muka. Tersentak dia terkejut dan merasa malu dengan dirinya.

Bos itu pun menghibur dengan dirinya dengan menanyakan apa kabar, bagaimana organisasi dahulu dan hal hal basa basi lainnya. Ada sekitar 30menit perbincangan itu, bahkan Bos itu memperkenalkan istrinya yakni sekretaris itu sendiri. Hingga sampai pada pertanyaan "kamu mau kerja di bagian apa? Aku sudah sangat mengenal dirimu, apalagi kita pernah hidup dalam organisasi yang sama walaupun pandangan berbeda namun dirimu punya kemampuan lebih dalam mengorganisir anggota oleh karena itu aku yakin dirimu bisa bekerja dengan sangat baik di perusahaan ku". Dia tersipu malu tanpa kata, tubuhnya bergetar, keringat di sekujur tubuh dengan kepala menunduk. 

Bos itu berusaha mencoba dengan meringkas waktu dengan memberikan nya posisi yang strategis sesuai dengan kemampuan nya dan memberikan gaji yang tinggi lalu bos itu pamit dikarenakan ada janji dengan seseorang Bos tersebut memanggil HRD untuk menuntunnya ke posisi dia bekerja. Selepas Bos itu pergi dan HRD mengajaknya dia untuk menuju ruang kerja nya lalu tiba tiba dia berlari mengejar bos itu dan sampai lah pada depan pintu keluar kantor. Dia memanggil bos itu, dan bos tersebut berbalik. Akhirnya mereka berdua berhadapan dan bos itu bertanya, kenapa kamu disini? Bukankah saya sudah meminta HRD untuk mengarahkan mu ke ruang kerja mu? Tiba tida pelamar kerja itu lalu bersujud didepan nya dan memohon ampun dan meminta maaf dan bos itu langsung menariknya dan memeluknya dan berkata yang lalu biarkan lah berlalu bahkan karena masa lalu itu.

Aku mendapatkan banyak pelajaran dari proses kita tersebut. Jika bukan karena itu mungkin aku tidak seperti saat ini. Sejak Mereka menjadi sahabat yang baik, bahkan pelamar kerja itu sangat bekerja sangat maksimal dan akhirnya dia di tambahkan untuk menjalankan usaha bos tersebut dengan syarat tetap terus menjaga organisasi yang pernah di diami bersama dan adik adik mereka yang di organisasi diminta untuk terus membina dan direkrut untuk membesarkan perusahaan cabang Bos tersebut. Tidak hanya itu, organisasi yang mereka pernah di diami bersama dibina bukan hanya untuk mampu bekerja namun juga berwirausaha.

Terus lah berbuat baik, sekalipun kepada seseorang yang membenci mu karena kita tidak tahu kapan Tuhan akan membalikkan hati seseorang.

Tegakan kebenaran(dalam diri) dan berbuat kebaikan(kepada siapapun)

Nama Pena : Muhammad Ramadhan Sebelas 

Berorganisasi, berpolitik, dan mengabdi terkadang kita jadikan alat untuk “mencari nama” atau “popularitas”, yang tidak lain adalah “riya” atau “pamrih” (varian terhalus dari syirik).(Said Muniruddin, _Bintang Arasy_(Tafsir Filosofis, Gnostik Tujuan HmI), hlm. 26)

Berproses tanpa dasar(ilmu) adalah Penyebab butanya arah kiblat perjuangan saat ini.

Jangan salahkan bila bangsa ini terjajah melalui pintu pemerintah dikarenakan kita sebagai rakyat tidak juga menampilkan kepercayaan untuk dapat membangun. Dari sisi ilmu pengetahuan yang lemah dan mental buruh yang selalu terjaga serta menghambakan manusia lain sebagai berhala adalah konteks sederhana menghidupkan illah. Semua akan sampai kepada Allah bila saja keyakinan terhadap potensi diri(percaya diri) yang patut dikembangkan sesuai dengan proses perjuangan dilakukan. Bobroknya kepemerintahan saat ini merupakan cerminan rakyat yang haus akan harta seolah pemberi harapan kebutuhan hidup yakni kebahagiaan. Tak dipungkiri bahwa dalam parlemen ormawa saat ini tak lagi se-idealisme perbuatan atas nama Kebenaran.

Kebenaran ini haruslah berlandaskan ilmu. Melalui ilmu(Tuhan) akan mengantarkan kebenaran yang hakiki. Ilmu manusia itu Relatif(Perspektif) mengikuti dah kepahaman dasar dari perjuangan. Ilmu yang mendasar ini dianggap merupakan kekuatan utama dalam perubahan. Untuk menyatukan perbedaan tersebut perlu dipahami nilai - nilai yang menjadi indikator dari sesuatu itu dikategorikan benar dan untuk mendapatkan ideal nya dengan porsi ilmu yang paling tinggi dan universal(ilmu dari Tuhan).

Mereka yang berperilaku hidup instan dan kurang mencoba memahami ilmu Tuhan, maka akan bersikap hidup secara taqlid. Dengan berTaqlit tanpa tahu apa yang ditaqlidkan belum tentu bisa menjawab solusi dari permasalahan. Sejati nya bila memiliki peran hidup sekedar mengikuti hanya mengantarkan kepada gerak hidup yang stagnasi tanpa pembaharuan. Ketika mereka berusaha beramal tanpa dasar ilmu yang jelas hanya menjadikan kerancuan, kericuhan, kesemerautan sosial. Mereka yang sadar lebih memilih menjaga tatanan kehidupan dengan sirkulasi sosial yang positif dengan maksud menetralisir kondisi reaktif sosial yang cenderung tidak jelas. Hal ini lah yang menekankan kita untuk tidak terlalu berprotes tanpa dasar. Protes kosong itu adalah wabah yang mana hasil menjadi perubahan sosial menuju arah perbaikan. Namun sayangnya saat ini protes dianggap suatu ancaman bukan referensi mencapai kebenaran. Mereka yang seharusnya mampu menjadi problem solver, bahkan meminta solusi membuktikan kesiapan yang belum matang.

29.Al-'Ankabūt : 69

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

Artinya: Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.

Perubahan bisa terjadi bila saja kita semua sudah berkiblat pada fitrahnya yakni hanif. Hanif merupakan kata keberadaan(kebenaran) dan tak bisa dikategorikan dengan kata klaim(benar). Kebenaran sendiri merupakan eksistensi dari manusia bila berTuhan pada yang Maha. Manusia berTuhan ialah manusia yang individualis namun individualisnya merupakan posisi perjuangan terhadap kondisi sosial. Mengutip tulisan Nur Cholis Madjid bahwa keyakinan terhadap agama merupakan koteks hidup individualis namun sosial. Memahami arti ini merujuk pada sifat independensi sendiri. Kebenaran yang dimaksudkan ialah kemaslahatan hak umat yang tidak terdzalimi dan manusia bebas merdeka memilih kebenaran hidup apapun. Proses sadar pertama kali ialah membangun keimanan berTauhid.(A.Dahlan : Menuju Pejuang Paripurna)

Jadilah Manusia Utuh Penegak Kebenaran melawan Kezaliman
>> https://bplhmicabangpontianak.blogspot.com/2018/11/jadilah-manusia-utuh-penegak-kebenaran.html?m=0

Kebenaran adalah apa yang diyakini dari dalam hati yang tidak melanggar dari nilai nilai Kebenaran yang diyakini untuk kemaslahatan. Semakin mengerucut nya suatu kebenaran semakin jelas arah perjuangan. Kita hanya dititipkan bagian kecil dari puzzle kebenaran guna harus disatukan dengan kebenaran lainnya. Perlulah ilmu utk mencapai perjuangan amal dari kebenaran tersebut sesuai arah tujuan

Terkadang kita salah mempersepsikan kebenaran karena tak mampu membedakan kebenaran manusia dan kebenaran Tuhan. Kebanyakan kesalahan tersebut dikarenakan masih belum mampu memahami ilmu dan menjadi perspektif perbedaan dari hal hal tersebut hingga kita mempersepsikan diri yg seharusnya sebagai manusia malah menjadi Tuhan.


Jadilah Manusia Utuh Penegak Kebenaran melawan Kezaliman
Manusia sebagai makhluk yang sempurna dari makhluk lainnya mengemban amanah sebagai Khalifah fill Adrh. Secara harfiah Khalifah fill Adrh sering diartikan sebagai Pemimpin di muka Bumi. Namun bila dianalisis mendalam merupakan seseorang yang memiliki visi misi dalam menjalani kehidupannya didunia. Visi dan misi itu terikat atas fitrah manusia yakni hanif(kebenaran). Maksudnya ialah seorang pejuang  yang menegakkan kebenaran dimuka bumi. Khalifah Fill Adrh merupakan tujuan Tuhan yang Maha menciptakan manusia. Manusia berTuhan yang Maha pastilah berusaha menjadi apa yg di inginkan Tuhannya dan perjuangannya ialah menegakkan kebenaran. Usaha untuk merealisasikan Tujuan Tuhan menciptakan manusia adalah bentuk cinta manusia pada Ber-Tuhan dengan mengembangkan potensi diri secara maksimal sesuai keinginan dengan niat dan jalan yang benar pula tanpa melanggar dari Al Quran dan Hadist sebagai asas hidup yang Islami.

BPL HMI Cabang Pontianak

{facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google-plus#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget