Latihan Kader 2(Intermediate Training) HMI Cabang Bone 28 Januari - 04 Februari 2020
Sesungguhnya Allah SWT telah mewahyukan Islam sebagai agama yang haq dan sempurna untuk mengatur umat manusia agar berkehidupan sesuai dengan fitrahnya sebagai khalifatullah di muka bumi dengan kewajiban mengabdikan diri semata-mata kehadiratnya. Kehidupan yang sesuai dengan fitrah manusia tersebut adalah kehidupan yang seimbang yang terpadu antara pemenuhan jasmani dan rohani atau kata lain iman dan ilmu untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan ukhrawi. Atas keyakinan ini maka Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menjadikan Islam selain sebagai motivasi dasar kelahiran juga sebagai sumber nilai, motivasi dan inspirasi. Dengan demikian Islam bagi HMI merupakan pijakan dalam menetapkan tujuan dari ikhtiar organisasi. ikhtiar HMI dalam realitas sosial adalah berupa amal saleh atau kerja kemanusiaan yang tentu harus diretas dalam rangka menjawab dan memenuhi kebutuhan dasar (basic need) bangsa Indonesia setelah mendapat kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 guna memformulasikan dan merealisasikan cita-cita hidupnya.
HMI sebagai organisasi kader memiliki platform yang jelas dalam menyusun agenda dengan mendekatkan diri kepada realitas masyarakat dan secara konsisten membangun proses dialektika intelektual secara objektif dalam pencapaian tujuanya. Daya sorot HMI terhadap persoalan akan tergambar pada penyikapan kader yang memiliki keberpihakan terhadap kaum tertindas (mustadha’afin) dan memperjuangkan kepentingan mereka serta membekalinya dengan ideologi yang kuat untuk melawan kaum tertindas (mustakbirin) dengan perjuangan yang utuh (kaffah).
Dialektika intelektual HMI hari ini perlu adanya penyegaran dalam memetakan peradaban terhadap ilmu pengetahuan yang mewarnai kehidupan manusia dewasa ini, Apalagi kader HMI secara aspek pengetahuan (knowledge) sudah dikatakan baik dan mapan sehingga tak ada alasan untuk menghindar dan tidak terlibat dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin canggih sebagaimana pesan Nurcholish Madjid dalam Islam Kemodernan dan Keindonesiaan.
Pada tahun 2011 lalu di acara Hannover Trade Fair di Jerman telah dipaparkan bahwa industri saat ini telah memasuki babak baru, dimana proses produksi berubah pesat, kemudian pada tahun 2015 Angela Dorothea Merkel (Kanselir Jerman) mengenalkan gagasan ini sebagai Revolusi Industri 4.0 di acara World Economic Forum (WEF) dengan menerapkan konsep automatisasi yang dilakukan oleh mesin tanpa memerlukan tenaga manusia dalam pengaplikasiannya, maka HMI mesti berperan dalam menyongsong issue tersebut dengan gerakan yang kompleks dan riil baik secara organisatoris maupun etis.
Disisi lain, HMI dituntut untuk dapat berperan dalam mengawal Kebijakan Pemerintah Indonesia yang pada hari ini menunjukkan komitmen dan keseriusan dalam pelaksanaan agenda Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk mengatasi kemiskinan, kesenjangan, dan perubahan iklim yang dianggap relevan sebagai komitmen global dan sebagai panduan untuk menjadi Negara Maju, hal itu ditegaskan oleh terbitnya Peraturan Presiden Nomor 59 tahun 2017 tentang pelaksanaan tujuan pembangunan berkelanjutan yang menunjukkan konsistensi pemerintah untuk agenda tersebut.
Dengan menyikapi hal tersebut diatas, maka perlu adanya formulasi gagasan bagi HMI untuk meretas issue tersebut dengan konsolidasi gerakan dalam lingkup organisasi agar proses intelektual HMI di permukaan bangsa dapat tetap eksis dalam merealisasikan tujuanya, sehingga khittah perjuangan HMI dapat menjadi pelopor pergerakan di Indonesia menuju masyarakat madani. Formulasi gagasan tersebut diharapkan mampu menjadi roadmap bagi kader HMI dalam memetakan peradaban.
Untuk mengunduh proprosalnya silahkan klik disini