Latest Post


Lafran Pane pernah menerangkan pada sambutan dies natalis HMI ke- 22  di Yogyakarta bahwa yang membedakan HMI dengan organisasi mahasiwa lainnya adalah perkaderan, itulah ciri khas dari HMI. 

Perkaderan adalah salah satu bentuk dari peran perjuangan, untuk mencapai tujuan HmI itu sendiri. Tertulis juga ada pada AD(Anggaran Dasar) HmI Bab 4 pasal 8 yang berbunyi HmI berfungsi sebagai organisasi perkaderan. Kesadaran HmI terhadap terjaganya kualitas dan kuantitas anggota  turut menuntun HmI untuk harus mempunyai suatu organisasi elit dan Khusus dalam melakukan proses pengawalan perkaderan. Badan Khusus ini bernama BPL(Badan Pengelola Latihan). 

Bertepatan pada hari maulid nabi, rasulullah Muhammad SAW dan sumpah pemuda, BPL HmI Cabang Pontianak  kembali melakukan pelantikan pengurus periode 2019 - 2020. Berjumlah dengan 5 anggota, HmI Cabang Pontianak memberikan amanah BPL HmI Cabang Pontianak kepada Muhammad Nanang Qasim sebagai Ketua Umum(Ketum), M. Tohir Sebagai Sekretaris Umum(Sekum),  Safiudin sebagai Bendahara Umum (Bendum) dan Muhammad Dhanas Amarizar sebagai bidang fungsional Pembinaan Instruktur dan Kurikulum(PIK)  serta Irfan Hanafi sebagai bidang fungsional Penelitian dan Pengembangan(Litbang).


Kegiatan pelantikan dimulai pada 20.00 WIB di Gedung UPT IAIN Pontianak. Kegiatan tidak hanya dihadiri oleh anggota maupun alumni HmI Cabang Pontianak, namun juga dihadiri dari HmI Cabang Sambas dan Sintang.
Kegiatan berlangsung sangat antusias terlihat dari tamu yang hadir dari Pengurus HmI Cabang Pontianak, Kohati Cabang Pontianak, Korwil BPL Kalimantan Barat, Badko HmI Kalimantan Barat, Kohati Badko Kalimantan Barat, LDMI HMI Cabang Pontianak, LKBH HmI Cabang Pontianak,  Adapun Alumni yg turut hadir adalah kanda Kasiono, Kanda Winarno, Yunda Imanah dan Yunda Fadilah. Kepada semua kami sangat berterimakasih sebanyak banyaknya atas perhatiannya yang selalu mensupport perkaderan HmI Cabang Pontianak untuk kembali berjaya di kancah nasional.



Tak lupa juga kami ucapkan kepada seluruh panitia pelantikan BPL HmI Cabang Pontianak dari Muhammad Khairudin selaku Ketua Panitia, Nurmanila selaku sekretaris   Syalwa, Suci Ramadhantika, Eni Melani, Rizal Hamzah, Wanna dan saudara saudari lainnya. Semoga segala bentuk ibadah kita di dunia maupun akhirat, diterima, dirahmati, dan diridhai Allah SWT .




 Profil Kepengurusan BPL HmI Cabang Pontianak 2019

BPL HmI Cabang Pontianak merupakan badan Khusus HmI Cabang Pontianak periode ke 4.






Kita adalah bagian dari kesempurnaan penciptaan tuhan,dan Manusia memiliki segala-galanya, di banding kan mahkluk hidup yang lain di bumi.
Pribadi pendiam serta berkarakter dingin akan selalu nampak ditemukan oleh kawan-kawan yang pernah bertemu dengan ku. Kenalkan saya safiudin seorang mahasiswa dari universitas Tanjungpura angkatan 2015, dengan taqdir tuhan di jodohkan ada di HMI.

Tiap kisah memiliki keunikan tersendiri,Sama halnya yang ku alami ketika ber HMI, ketika masuk ospek bersama pengenalan kampus kami sebut PAMB (Percepatan Adaptasi Mahasiswa Baru) kampus kami memiliki jargon yakni kuliah Ok organisasi yes. 

Dari situlah di mulai langkah ku untuk mencari organisasi baik internal maupun eksternal kampus.

Di awali Waktu itu masih semester ganjil masih polos saya mengikuti jenjang training Latihan Kader I (LK-I) tahun 2015 di komisariat tarbiyah, setelah itu sempat masuk di jajaran pengurus komisariat sebagai anggota P3A, dua tahun kemudian melanjutkan jenjang training latihan kader II (LK-2) di cabang Pontianak serta 4 bulan kemudian ikut Senior Course (SC) tahun 2017, serta latihan kader III (LK-3) badko Kalbar serta pelatihan non formal pelatihan dasar jurnalistik (PLASTIK) tahun 2019 di Pontianak. By : Safiudin






Ada kalanya sejenak bercinta dengan alam, untuk mengenal diri, untuk memahami arti dari kasih dan sayang itulah seorang Muhammad Dhanas Amarizar. Sebagai Kabid Hubungan Antar Lembaga (HAL) di BPL HmI Cabang Pontianak periode 2018-2019, merupakan petualang yang pemberani. Ia adalah petualang yang mengikuti panggilan pertualangan. Instruktur satu ini memiliki minat besar pada dunia, manusia, alam dan planet kita yang indah. Ia tidak pernah berhenti mendengar panggilan yang mendorongnya untuk menjalani pertualangan lain, dan tidak pernah takut melihat ke  belakang karena itulah yang membuat dia merasa bebas. 

Karirnya ber HmI diawali dengan menempuh kuliah di jurusan Ekonomi Syariah, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam (FSEI), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak. Berkiprah di HmI dengan mengikuti Latihan formal, Latihan Kader (LK) 1 HmI Komisariat Tarbiyah Cabang Pontianak 16 - 19 Oktober 2015. Adapun pelatihan formal dan informal HmI yang diikuti antara lain Diklatsus LTMI HmI Cabang Pontianak 2016, Plastik(Pelatihan Jurnalistik) LAPMI HmI Cabang Pontianak 2017, Latihan Kader (LK) 2 HmI Cabang Pontianak 2017 dan Senior Course (SC) HmI Cabang Pontianak 2018. 

Muhammad Dhanas Amarizar dibesarkan oleh HmI  Komisariat Syariah Cabang Pontianak. Dia pernah masuk dalam kepengurusan HmI Komisariat Syariah dengan amanah sebagai Staf. PTKP Komisariat yang dipimpin oleh Kabid nya Darsono, senior angkatan 2014. Atas lika liku proses nya dengan berbagai dinamika yang ada dia selalu berusaha untuk berbuat kebaikan. Atas usaha dari proses nya memilih untuk ikhtiar dalam membantu perjuangan perkaderan HmI. Dia pernah bersama tim(Randi Sudarmono Ekonomi Untan, Feri, UMP) membangun LEMI. Namun pada puncak pembentukan dia memilih untuk bergabung shalat bersama di BPL HmI Cabang Pontianak, puasa dari keinginan pribadi dan melakukan zakat atas apa yang dimiliki. Adapun upaya yang dia lakukan seperti pesan nya di setiap latihan, niatkan perjuangan untuk menuju baitullah, lillahi ta ala.







Diskusi NDP di meja kopi 212
Penulis : Ramadhan Sebelas 


Malam ini penulis dijodohkan dengan suatu diskusi yang menarik. Berawal dari undangan ngopi bersama di meja kopi 212 yang ditutup dengan diskusi NDP. Awalnya hanya ingin bersilaturahmi, kebetulan juga masih dalam momen lebaran. Salah satu  adinda tiba tiba membuka pembicaraan akan ketertarikan oleh NDP. Dia menuturkan tentang pemahamannya mengenai NDP dari rasa penasaran dan anggapan tentang kesulitan belajar NDP.

Dia juga melontarkan banyak pertanyaan walaupun ada juga pembahasan yang sebenarnya keluar dari konteks NDP itu sendiri. Kegiatan tersebut memberikan stimulus untuk penulis pribadi menulis kan kesimpulan pemahaman diskusi subjektif penulis, melihat realitas sosial mengenai materi NDP sejauh pengetahuan penulis yang minim ini. Semoga dengan tulisan ini menambah pengetahuan kita, menjadi bahan dan media perenungkan bersama guna membangun kesadaran dan sejenak kembali melakukan evaluasi. Harapan dari tulisan ini adinda - adinda mau menambah pengetahuan HmI terutama materi wajib NDP yang penulis pikir sangat bermanfaat bagi kita semua. Semoga Allah SWT selalu senantiasa memberikan rahmat dan ridha Nya kepada kita.

NDP sebetulnya tidak terlalu sulit untuk dipelajari, sulitnya itu ialah proses kesadaran dan melakukan usaha belajar karena itu pilihan diri sendiri. NDP ialah rangkuman pemahaman Cak Nur dalam memahami ruh semangat perjuangan HmI dimanifestasikan dengan bentuk tulisan, merupakan kertas kerja CakNur. Lahirnya NDP dimotivasi oleh perjalanan Cak Nur ke Amerika dengan niatan untuk bisa mampir ke negara Islam Timur Tengah. Pada saat perjalanan tersebut Cak Nur melihat adanya perbedaan kultural pada usaha mengaktualisasikan ajaran Islam disetiap wilayah disinggahinya. Atas perjalanan tersebut, Cak Nur menawarkan kertas kerja nya di Kongres ke IX-69. Harapan Cak Nur, mahasiswa Islam bisa lebih mudah  untuk memahami Islam di HmI perspektif CakNur secara universal(nilai) & meningkatkan minat untuk ber-ilmu & ber-amal secara ihsan.

Bila kita belajar materi NDP maka idealnya mereka akan berusaha untuk menerapkan nilai nilai kebenaran universal dalam berkehidupan(berusaha untuk bernafaskan Islam). Bila kita paham NDP maka akan  mudah melihat ideologi ideologi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Innayah dan Ilahiyah serta menolak pemahaman pemahaman terhadap suatu pengetahuan yang bukan berideologi Islam.

Ideologi Islam sendiri terbentuk atas kepahaman atas nilai nilai Islam itu sendiri.  Nilai nilai tersebut termuat pada Al Quran dan Hadits. Mereka yang paham NDP lahir stimulus untuk menuntut ilmu terutama dalam mempelajari ajaran Islam akan semakin tinggi. NDP memang kurang menyinggung dalam aktivitas ibadah ritual Islam. Adapun pembahasan NDP lebih cenderung pada perbaikan keImanan dan gambaran hidup insan kamil, seorang manusia sempurna (paripurna) usaha mencapai terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT. Perbedaan tersebut adalah masalah dari konteks keyakinan pribadi(private) dan dilakukan. Aktivitas ibadah ritual tersebut berbeda beda tergantung pada mazhab yang dianut dan telah dibahas pada fiqh ibadah. Semua itu merupakan pilihan sadar pribadi kita mau menganut kepada siapa sesuai ilmu dimiliki dan tidak keluar apa yang tetapkan oleh sunnahtullah dan sunnah rasulullah. Bagaimanapun perbedaan mazhab didasari perbedaan pengetahuan dan kondisi(mazhab lahir berbeda dikarenakan fase zaman(waktu) dan wilayah(ruang) juga berbeda).

NDP cenderung membahas tentang kemaslahatan(Baca: 2 tujuan awal berdiri HmI). Mahasiswa Islam idealnya mampu menjadi trendsetter perubahan dalam menjaga keutuhan NKRI dan meningkatkan derajat umat muslim. Hal itu merupakan muara utama dan pekerjaan rumah besar yang direalisasikan dengan terbina menjadi insan akademis pencipta pengabdi yang bernafaskan Islam dan Bertanggung Jawab.

Kegagalan pemahaman NDP sendiri dikarenakan berbagai aspek yang utama ialah tidak melakukan usaha mempelajari NDP. Adapun yang mereka lakukan hanya menjadi pendengar dari seseorang yang diklaim paham NDP. Sejatinya bila mereka belajar seperti itu maka sebenarnya mereka bukan belajar NDP namun belajar dari subjektif NDP. Kedua, kebanyakan dari mereka(peserta) terjebak oleh metode pemateri dalam memaparkan NDP. Hal ini menjadi suatu permasalahan ketika mereka telah melakukan klaim kebenaran bahwa NDP seperti apa yang mereka dapatkan pertama kali. Ketika mereka menemukan pemateri lain dengan metode belajar menjadikan mereka bingung dan bisa dikatakan mereka sebenarnya belum paham nilai. Mereka itu menangkap NDP secara tekstual(pengetahuan) bukannya kontekstual(memahami). Ketiga adalah terbangunnya atmosfer bahwasanya NDP itu sulit dan lebih baik tidak dipelajari bila niatnya setengah setengah. Keempat ialah lemah lnya kemampuan/daya pikir serta minim pengetahuan. Kelima ialah kemampuan pemateri dalam mengaktualisasikan NDP dalam kehidupan sehari hari hingga perspektif peserta tentang NDP menjadi negatif. Bagaimanapun pemateri tetap dipandang suliritauladan dan kata kata terlontar itu NDP.

Mereka yang paham NDP secara baik akan berusaha mengaktualisasikan nilai nilai(bernafaskan) Islam. Mereka cenderung akan haus dalam keilmuan, memperbaiki ibadah mereka yang sebelumnya sekedar budaya (mengikuti orang orang sebelum) dengan minat belajar agama lebih tinggi. Mereka cenderung akan tertarik mencari ilmu dari membaca semua kitab kitab,buku buku, terutama mengkaji Al Quran sebagai usaha untuk mencari kebenaran. Tahap lebih tinggi dari itu ialah membaca fenomena realitas alam dan sosial masyarakat dibenturkan dengan kepahaman islam. Ketika ditemukan suatu kesenjangan maka mereka akan mencari letak kesalahan dan solusinya. Adapun media yang digunakan ialah tulisan bentuk amalan ilmu.

NDP idealnya mampu merubah kepahaman peserta yang mana mungkin telah tersusupi oleh ideologi yang bertentangan terhadap ideologi Islam dan menggantikannya dengan usaha kembali melakukan transfer of knowledge, transfer of value,l dan building of mindset(Iman). Selain itu akan terjadinya perubahan karakter pada peserta dari sebelumnya menjadi munuju perbaikan diri(menjadi lebih baik dari hari sebelumnya)sebagai proses menuju jalan keselamatan(Islam). Serta segala aktivitas perbuatan adalah pilihan sadar dan siap dipertanggungjawabkan karena perbuatannya tidak lain hanya untuk mencari atau meraih rahmat dan ridha Allah SWT dengan cara Ihsan.
Wallahu A’lam Bi as-Showab.

Peran serta fungsi HMI sebagai organisasi kader dan perjuangan memiliki kepentingan terhadap usaha terbentuknya manusia Indonesia yang berkualitas dan professional serta
bertakwa kepada Allah SWT sesuai dengan tujuan HMI. Dengan itu penekanan arah
perkaderan di HMI menitik beratkan pada watak dan keperibadian, kemampuan ilmiah serta keterampilan. Arah perkaderan HMI tersebut tercermin pada tujuannya himpunan, dalam
mewujudkan lima kualitas insan cita sebagai output jangka pendek, serta mewujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT sebagai output jangka panjangnya. Dengan
demikian sebagai organisasi kader berarti HMI mempunyai dua fungsi yang harus
dilaksanakan secara simultan yaitu sebagai kader umat dan kader bangsa Indonesia. yangselalu berjuang membentuk kader bangsa yang muslim, intelektual, dan profesional. Sehingga insan HMI siap dan dapat bermanfaat bagi seluruh golongan yang ada di masyarakatIndonesia.

Untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur tentu kader HMI tidak berlepas tangandalam mengawal politik bangsa Indonesia. Karena sejak awal dalam sejarah berdirinya HMI tidak memisahkan gerakan politik dengan gerakan keagamaan, sebab berpolitik bagi HMI adalah suatu keharusan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan HMI.

Namun hal itu bukan berarti HMI menjadi organisasi politik, sebab HMI lahir sebagai organisasi kemahasiswaan, yang menjadikan nila-nilai Islam sebagai landasan teologisnya, peran HMI sebagai organisasi perjuangan merupakan faktor penyebab HMI senantiasa berpartisipasi aktif dalam merespon problematika yang dihadapai umat dan bangsa, jadi wajar jika HMI tetap peka terhadap masalahan politik bangsa ini.

Sikap politik HMI tentunya tidak terlepas dari corak pemikiran keislaman dan
keindonesiaan serta kultur gerakan HMI yang dibentuk sejak kelahirannya. HMI pun menegaskan dirinya sebagai kader umat dan kader bangsa yang senantiasa akan berjuang bersama dalam mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT. Walaupun pola gerakannya tidak bisa dipisahkan dari politik, bukan berarti HMI terlibat secara aktif dalam politik praktis atau bahkan berafiliasi dengan partai politik. Kesalahan memahami pola gerakan HMI ini bukan hanya terjadi pada masa sekarang saja tetapi juga pada masa orde lama, dimana HMI dianggap anak kandung (underbow) partai Masyumi, padahal HMI dengan
independensinya tidak terikat secara formal (organisatoris) dengan partai politik manapun.

Peran organisasi HMI juga dituntut untuk menjaga kerukunan bangsa Indonesia, namun tetap dengan mentransformasikan nilai-nilai keislaman dalam pengawalan isu sara, fitnah, Hoax maupun politik gelap dalam pesta demokrasi tahun 2019 ini marak sering terjadi. Kemudian dalam menghadapi perubahan zaman yang begitu pesat kader HMI juga harus mampu
mempersiapkan kualitas-kualitas kader sesuai perkembangan zaman. Diera milinial yang lebih banyak mengunakan teknologi tentu kader HMI juga harus memumpuni kemampuan dibidang tersebut. Pengawalan terhadap perkembangan teknologi juga yang berdampak buruk terhadap
moral anak-anak bangsa juga sudah harus menjadi pokok fikir kader HMI dalam menegakkan nilai-nilai islam ditengah-tengan keterpurukan moral tersebut. Disamping itu kader HMI juga harus mempersiapkan tantangan revolusi Industri 4.0 yang mana kader HMI harus lebih inovatif, kreatif dan memiliki keterampilan disegala bidang, terlebih mempersiapkan diri untuk menjadi entrepreneurship yang akan banyak menciptakan lapangan pekerjaan. Maka tantangan bagi HMI adalah bagaimana kaum muda sadar untuk berwirausaha demi mengisi kemandirian
ekonomi.

Download 5 Latihan Kader 2 HmI Cabang Pontianak


FILSAFAT




HARUN YAHYA

PIDI BAIQ


PRAMOEDYA ANANTA TOER


DEE LESTARI
TERE LIYE

BOY CANDRA

BPL HMI Cabang Pontianak

{facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google-plus#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget