Khittah Perjuangan HmI (Hakekat Perjuangan dan Perkaderan) Hasil Kongres 26 HmI
Khittah Perjuangan
Himpunan Mahasiswa Islam
(Hakekat Tujuan HMI)
Dikutip dari : Hasil Kongres 26 HmI
Himpunan Mahasiswa Islam
(Hakekat Tujuan HMI)
Dikutip dari : Hasil Kongres 26 HmI
Sebagai organisasi gerakan kemahasiswaan, Himpunan Mahasiswa Islam tentulah memiliki tujuan sebagai arah gerakan organisasi. Teks tujuan organisasi Himpunan Mahasiswa Islam seperti yang tercantum dalam Anggaran Dasar Himpunan Mahasiswa Islam, mencerminkan dua bentuk usaha organisasi dalam gerakannya yaitu usaha organisasi HMI atas pembentukan individu dan usaha organisasi HMI atas pembentukan masyarakat.
Pada teks tujuan ini perjuangan pembentukan individu masih menjadi insan cita HMI masih merupakan tanggungjawab organisasi melalui aktifitasnya sehari-hari. Namun pembentukan masyarakat cita HMI sudah tidak lagi diserahkan pada individu yang merupakan hasil kaderisasi yang dilakukan organisasi, tetapi sudah menjadi tanggung jawab organisasi secara langsung. Hal ini diwujudkan dalam usaha nyata organisasi secara langsung terhadap berbagai agenda perbaikan kehidupan masyarakat. Dengan demikian tanggungjawab organiasi secara langsung terdiri dari tanggungjawab atas pembentukan individu dan tanggungjawab atas pembentukan masyarakat.
Frasa kalimat “terbinanya mahasiswa menjadi insan ulil albab ............” merupakan frasa yang menempatkan Himpunan Mahasiswa Islam sebagai organisasi perkaderan. Gerak perkaderan organisasi HMI tentu saja didasarkan pada pemahaman keIslaman yang utuh dalam diri seorang individu, sehingga menciptakan seorang insan yang menerapkan keIslamannya secara kaffah. Bagi HMI, insan ulil albab juga merupakan sebuah konsep dari wujud kader cita HMI yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Hanya takut kepada Allah.
2. Tekun beribadah tiap waktu.
3. Bersungguh-sungguh mencari ilmu,
4. Mampu mengambil hikmah atas anugerah Allah.
5. Selalu bertafakur atas ciptaan Allah yang ada dilangit dan di bumi.
6. Mengambil pelajaran dari sejarah dan kitab kitab yang diwahyukan oleh Allah.
7. Kritis dalam mencermati berbagai pendapat, mampu memilih yang benar dan yang terbaik.
8. Tegas dalam mengambil sikap dan pemihakan atas pilihannya,
9. Tidak terpesona atas pandangan mayoritas yang menyesatkan.
10. Dakwah dengan sungguh-sungguh kepada masyarakat dan bersedia menanggung segala resikonya.
11. Terutama sekali ditandai dengan kesediaan menyampaikan peringatan (lunak maupun keras) pada masyarakat serta mengajarkan ilmu (kebenaran).
Frasa kalimat yang tercantum dalam tujuan HMI ”......... dan turut bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat yang diridhoi oleh Allah subhanahu wata’ala” merupakan suatu istilah yang sama maknanya dengan istilah “Baldhatun Thayyibatun Warabbun Ghafurr”. Frasa ini juga menempatkan organisasi HMI sebagai sebuah organisasi perjuangan yang melakukan perbaikan seluruh aspek kehidupan masyarakat menuju tatanan yang diridhoi oleh Allah subhanahu wata’ala. Hal ini merupakan cerminan dari tafsir HMI pada konsep keIslaman. Konsep yang menempatkan Islam tidak hanya ada pada sebuah entitas yang bernama “individu” namun juga pada sebuah entitas yang bernama “sistem sosial kemasyarakatan”.
Kader Himpunan Mahasiswa Islam yang memiliki keyakinan atas nilai-nilai ke-Islaman yang kuat dan memiliki kemampuan daya pikir (ilmu) yang bagus merupakan elemen yang akan membuat organisasi HMI mampu melihat dan membaca segala bentuk realitas masyarakat yang ada dalam gerak zaman.
Semangat berjuang yang dimiliki oleh kader dan organisasi HMI pada akhirnya akan membuat organisasi HMI mampu melakukan segala perubahan realitas yang diinginkan dan menempatkan kader dan organisasi Himpunan Mahasiswa Islam menjadi pemimpin-pemimpin atas banyak perubahan yang berjalan dalam masyarakat.
Kemampuan akan perubahan tersebut harus dijadikan arahan gerak organisasi tentunya. Hal ini demi terciptanya masyarakat yang telah dicita-citakan oleh organisasi HMI itu sendiri yaitu masyarakat yang “Baldatun Thayibatun Warabbun Ghafur”. Himpunan Mahasiswa Islam menerjemahkan masyarakat cita tersebut dalam tujuh karakteristik masyarakat Baldatun Thayibatun Warabbun Ghafur, yang kemudian dijadikan standar capaian tujuan perjuangan organisasi dengan segala bentuk usahanya. Karateristik ini juga akan menjadi alat ukur apakah Himpunan Mahasiswa Islam mampu mewjudkan tujuannya atau tidak. Karakateristik tersebut adalah:
1. Adanya semangat rabbaniyah atau rabbiyah yang terformulasikan dalam konsep tauhid.
2. Tegaknya keadilan yang bersendikan keteguhan pada hukum.
3. Adanya sistem amar ma’ruf nahi munkar dalam sistem sosial masyarakat.
4. Memiliki semangat keterbukaan dengan selalu berprasangka baik.
5. Menjunjung tinggi sikap musaywarah dan sikap egaliter dalam suasana persamaan hak dan kewajiban.
6. Memiliki semangat persaudaraan (ukhuwah), saling memahami, toleransi, saling menasehati dan tolong menolong.
7. Tumbuhnya sikap untuk tdak selalu merasa benar atau tidak adanya klaim kebenaran
Perkaderan HMI merupakan upaya peningkatan kualitas anggota-anggotanya dengan memberikan pemahaman ajaran dan nilai kebenaran Islam secara penuh hikmah, kesabaran dan kasih sayang. Perkaderan tersebut meliputi pembinaan sikap serta penambahan pengetahuan dan keterampilan yang memungkinkan kader HMI tampil sebagai sosok khalifah Allah di muka bumi. Sedangkan hakekat perjuangan HMI adalah kesungguhan melaksanakan ajaran Islam pada kehidupan masyarakat secara bertahap dan konsisten diseluruh aspeknya.
HMI pada hakekatnya bukanlah organisasi massa dalam pengertian fisik atau politik, melainkan wadah atas pendidikan dan alat perubahan. Dalam hal ini HMI menempatkan dirinya sebagai bagian umat Islam secara keseluruhan bukan sebagai sebuah klompok yang merasa memiliki dan memonopoli kebenaran Islam. Pada proses pendidikan kader dan perubahan masyarakat dituntut untuk dapat menerima segala jenis individu yang memiliki keberagaman pemahaman keIslaman dan dituntut untuk dapat berinteraksi dalam segala bentuk masyarakat yang memiliki kebergaman idiologi.
Sebagai wadah pendidikan HMI berusaha dengan kesungguhan dan dengan totalitasnya membentuk mahasiswa yang dapat melakukan perbaikan masyarakat disegala medan perjuangan dan disegala waktu. Sebagai alat perubahan HMI secara tekun dan istiqomah melakukan perbaikan-perbaikan kehidupan masyarakat dengan melibatkan diri secara langsung dalam proses amar ma’ruf nahi mukar pada sitem sosial masyarakat umum.
Download E-Book nya disini
(Hakekat Perkaderan dan Perjuangan)
Perkaderan HMI merupakan upaya peningkatan kualitas anggota-anggotanya dengan memberikan pemahaman ajaran dan nilai kebenaran Islam secara penuh hikmah, kesabaran dan kasih sayang. Perkaderan tersebut meliputi pembinaan sikap serta penambahan pengetahuan dan keterampilan yang memungkinkan kader HMI tampil sebagai sosok khalifah Allah di muka bumi. Sedangkan hakekat perjuangan HMI adalah kesungguhan melaksanakan ajaran Islam pada kehidupan masyarakat secara bertahap dan konsisten diseluruh aspeknya.
HMI pada hakekatnya bukanlah organisasi massa dalam pengertian fisik atau politik, melainkan wadah atas pendidikan dan alat perubahan. Dalam hal ini HMI menempatkan dirinya sebagai bagian umat Islam secara keseluruhan bukan sebagai sebuah klompok yang merasa memiliki dan memonopoli kebenaran Islam. Pada proses pendidikan kader dan perubahan masyarakat dituntut untuk dapat menerima segala jenis individu yang memiliki keberagaman pemahaman keIslaman dan dituntut untuk dapat berinteraksi dalam segala bentuk masyarakat yang memiliki kebergaman idiologi.
Sebagai wadah pendidikan HMI berusaha dengan kesungguhan dan dengan totalitasnya membentuk mahasiswa yang dapat melakukan perbaikan masyarakat disegala medan perjuangan dan disegala waktu. Sebagai alat perubahan HMI secara tekun dan istiqomah melakukan perbaikan-perbaikan kehidupan masyarakat dengan melibatkan diri secara langsung dalam proses amar ma’ruf nahi mukar pada sitem sosial masyarakat umum.
Download E-Book nya disini