Latest Post

Pontianak, 21 Mei 2025 - Dalam semangat membangun sinergi strategis antar-lembaga, Ketua Umum Badan Pengelola Latihan (BPL) Himpunan Mahasiswa Islam (HmI) Cabang Pontianak, Ade Saputra, melakukan kunjungan silaturahmi ke kantor Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Kalimantan Barat.

Kunjungan ini disambut hangat oleh staf Ombudsman Kalbar, yakni Fikri dan Rafi, serta diisi dengan diskusi terbuka mengenai tantangan dan peluang perbaikan pelayanan publik serta penguatan administrasi pemerintahan yang inklusif dan akuntabel.

Dalam keterangannya, Ade Saputra menyampaikan bahwa silaturahmi ini merupakan bagian dari orientasi kerja BPL HmI untuk memperluas cakrawala kader, khususnya dalam memahami peran pengawasan publik yang berbasis advokasi, kolaborasi, dan pemberdayaan.

“BPL HmI tidak hanya bertugas melahirkan kader ideologis, tapi juga kader organisatoris yang memahami problematika masyarakat, termasuk isu-isu pelayanan publik. Kami melihat Ombudsman sebagai mitra strategis dalam membentuk karakter kader yang peduli dan solutif,” ujar Ade.

Staf Ombudsman, Fikri, mengapresiasi inisiatif BPL HmI dan membuka ruang kolaborasi lebih lanjut dalam hal edukasi publik, sosialisasi pengaduan pelayanan, dan pendampingan masyarakat.

“Kami senang bila mahasiswa mau turun langsung mengedukasi masyarakat tentang hak-hak administratif mereka. Ini bentuk partisipasi aktif yang sangat kami dukung,” katanya.

Kunjungan ini menjadi awal dari rencana BPL HmI Cabang Pontianak untuk menjalin kemitraan dengan lembaga-lembaga negara, termasuk Ombudsman, sebagai bagian dari ikhtiar membentuk kader HmI yang kritis, berdaya saing, dan berdampak nyata di tengah masyarakat.



Tentang BPL HmI Cabang Pontianak:
Badan Pengelola Latihan (BPL) merupakan perangkat strategis dalam tubuh HmI Cabang Pontianak yang bertugas menyelenggarakan pelatihan dan kaderisasi formal-informal. Fokus utamanya adalah mencetak kader berkualitas yang tidak hanya cakap dalam wacana, tapi juga terlibat aktif dalam perubahan sosial dan pembangunan bangsa.



Badan Pengelola Latihan (BPL) 

Himpunan mahasiswa Islam (HmI) Cabang Pontianak

Alamat: Jl. K. H. Wahid Hasyim No. 229A, Kota Pontianak, Kalimantan Barat

Situs: https://bplhmicabangpontianak.blogspot.com

Email: bplhmicabangpontianak@gmail.com

Instagram: @bplhmipontianak


Pontianak
, 22 Mei 2025 – Ketua Umum Badan Pengelola Latihan (BPL) Himpunan Mahasiswa Islam (HmI) Cabang Pontianak, Ade Saputra, melakukan kunjungan audiensi dan silaturahmi ke Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Khatulistiwa, Pontianak.


Kunjungan tersebut diterima dengan antusias oleh Barmansa Permai, S.E., Kepala Sekretaris Perusahaan Perumda Tirta Khatulistiwa. Dalam suasana yang penuh kehangatan, kedua pihak mendiskusikan pentingnya dukungan lembaga publik terhadap pengembangan generasi muda melalui program kaderisasi.


“Kami sangat terbuka terhadap inisiatif positif dari organisasi seperti HmI. Ini merupakan bentuk kontribusi nyata dalam membina generasi muda. Perumda Tirta Khatulistiwa akan terus siap berkontribusi dan mendorong kemajuan umat serta bangsa,” ujar Barmansa.


Ade Saputra pun menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan atas sambutan serta keterbukaan dari jajaran Perumda Tirta Khatulistiwa. Ia menilai, sinergi semacam ini adalah langkah strategis dalam memperkuat nilai-nilai kepemimpinan di kalangan pemuda.


“Komitmen Pak Barmansa dan Perumda Tirta Khatulistiwa terhadap kemajuan generasi muda sungguh patut diapresiasi. Ini menunjukkan bahwa sinergi antara lembaga publik dan organisasi mahasiswa dapat memberikan dampak besar bagi pembangunan sosial,” tutur Ade.


Pertemuan ini juga menjadi wadah diskusi seputar isu kepemudaan di Kalimantan Barat serta potensi kolaborasi dalam program pelatihan kepemimpinan. Ade menambahkan bahwa BPL HmI Cabang Pontianak akan menggelar Senior Course pada 24–30 Mei 2025, dan berharap dapat mengajak lebih banyak mitra untuk turut mendukung lahirnya kader-kader yang progresif dan berintegritas.



PONTIANAK, 21 Mei 2025 – Dalam rangka memperkuat komunikasi dan sinergi kelembagaan, Badan Pengelola Latihan (BPL) Himpunan Mahasiswa Islam (HmI) Cabang Pontianak melaksanakan audiensi dan koordinasi bersama BPL HmI Koordinator Wilayah (Korwil) Kalimantan Barat. Pertemuan ini dipimpin langsung oleh Ketua Umum BPL Cabang Pontianak, Ade Saputra, dan diterima oleh Muhammad Dhanas Amarizar, demisioner BPL Korwil Kalbar.

Kegiatan yang berlangsung di Pontianak ini menjadi bagian dari agenda konsolidasi internal BPL dalam menyambut pelaksanaan Senior Course—jenjang pelatihan lanjutan dalam sistem perkaderan HmI—yang dijadwalkan berlangsung pada 24–30 Mei 2025.

“Audiensi ini merupakan bagian dari ikhtiar BPL Cabang Pontianak untuk membangun koordinasi yang solid dengan struktur wilayah. Selain silaturahmi, kami ingin memastikan bahwa pelaksanaan Senior Course nanti sesuai dengan standar mutu kaderisasi HmI,” ujar Ade Saputra.

Dalam kesempatan tersebut, Dhanas Amarizar menyampaikan apresiasi atas semangat koordinatif yang ditunjukkan oleh jajaran BPL Cabang. Ia menekankan pentingnya menjaga kesinambungan nilai dan kualitas kaderisasi dalam setiap jenjang pelatihan.

“Langkah ini patut diapresiasi karena menunjukkan keseriusan dan kesadaran struktural akan pentingnya kaderisasi. Saya siap mendukung dan memberi kontribusi agar pelaksanaan Senior Course dapat berjalan lancar dan berkualitas,” ungkapnya.


Audiensi dan koordinasi ini diharapkan menjadi landasan bagi penguatan sistem kaderisasi HmI di wilayah Kalimantan Barat secara keseluruhan, sekaligus menginspirasi cabang-cabang lain untuk terus menjaga semangat perkaderan yang progresif dan ideologis.



Anas Sofyan1,

Email: ibnumiyahanassofyan@gmail.com

Senior Course Cabang Pontianak

A.Pandahuluan

Psikologi pendidikan merupakan cabang ilmu psikologi yang mempelajari bagaimana manusia belajar dalam lingkungan pendidikan, efektivitas intervensi pendidikan, psikologi pengajaran, dan psikologi sosial di sekolah (Wulandari, 2020). Peran psikologi pendidikan sangat krusial dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, karena mampu memberikan pemahaman mengenai karakteristik siswa, gaya belajar, serta faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dan prestasi belajar (Yusuf, 2022).

Menurut Santrock (2020), psikologi pendidikan membantu guru memahami perkembangan kognitif dan sosial peserta didik sehingga strategi pengajaran dapat disesuaikan secara optimal (Santrock, 2020). Melalui pendekatan psikologis, guru dapat mengetahui metode yang tepat dalam menyampaikan materi, serta menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan inklusif (Ramdani, 2021).

B. Mikanisme Mendidik dalam Psikologi

Motivasi belajar merupakan salah satu aspek penting yang menjadi kajian dalam psikologi pendidikan (Hartati, 2020). Penelitian menunjukkan bahwa siswa dengan motivasi intrinsik yang tinggi cenderung lebih aktif, kreatif, dan memiliki daya tahan belajar yang lebih baik (Lestari, 2021). Guru berperan sebagai fasilitator yang harus mampu menumbuhkan motivasi melalui pemberian umpan balik positif, penghargaan, dan penciptaan tantangan belajar yang sesuai (Nugroho, 2019).

Psikologi pendidikan juga membahas tentang gaya belajar yang berbeda antar individu (Sari, 2020). Terdapat siswa yang lebih responsif terhadap pendekatan visual, auditori, atau kinestetik. Dengan memahami variasi gaya belajar, guru dapat merancang kegiatan pembelajaran yang variatif agar materi tersampaikan dengan lebih efektif (Maulana, 2021).

Aspek penting lainnya adalah evaluasi pembelajaran. Psikologi pendidikan menekankan pentingnya asesmen formatif dan sumatif yang adil dan objektif. Penggunaan teknik evaluasi berbasis psikometrik memungkinkan guru menilai kemampuan siswa secara menyeluruh, tidak hanya dari aspek kognitif tetapi juga afektif dan psikomotorik.

Psikologi pendidikan juga mengkaji permasalahan belajar seperti kesulitan belajar, stres akademik, dan gangguan konsentrasi. Dengan intervensi yang tepat, guru dan konselor sekolah dapat membantu siswa mengatasi hambatan tersebut, sehingga mereka dapat belajar dengan optimal (Fadhilah, 2022)..

Kesimpulannya, psikologi pendidikan berperan penting dalam merancang strategi pembelajaran yang efektif dan manusiawi. Penerapan prinsip-prinsip psikologi dalam pendidikan akan menciptakan iklim belajar yang mendukung pertumbuhan intelektual, emosional, dan sosial siswa. Dengan demikian, pendidikan tidak hanya berorientasi pada hasil, tetapi juga pada proses dan kesejahteraan peserta didik.

C. Daftar Pustaka

Fadhilah, R. (2022). Psikologi Pendidikan dan Tantangan Digitalisasi Pembelajaran. Jurnal Teknologi dan Pendidikan, 8(2), 67–80.

Hartati, E. (2020). Evaluasi Pembelajaran Berbasis Psikologi Pendidikan. Jurnal Evaluasi Pendidikan, 7(1), 65–76.

Lestari, D. (2021). Intervensi Psikologis terhadap Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar. Jurnal Pendidikan Khusus, 6(3), 132–144.

Maulana, H. (2021). Implementasi Psikologi Pendidikan dalam Kurikulum 2013. Jurnal Pendidikan Indonesia, 10(4), 115–126.

Nugroho, A. (2019). Hubungan Lingkungan Belajar dan Kesejahteraan Psikologis. Jurnal Psikologi Terapan, 11(2), 99–110.

Ramdani, A. (2021). Pengaruh Motivasi Intrinsik terhadap Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Psikologi Pendidikan, 9(2), 112–123.

Santrock, J. W. (2020). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sari, M. (2020). Strategi Guru dalam Meningkatkan Konsentrasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan dan Psikologi, 13(1), 78–89.

Wulandari, S. (2020). Peran Gaya Belajar dalam Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran. Jurnal Inovasi Pendidikan, 15(1), 45–57.

Yusuf, S. (2022). Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Guru Profesional. Jurnal Kajian Pendidikan, 14(2), 88–99.


Penulis: Anas Sofyan

Email: ibnumiyahanassofyan@gmail.com

Peserta Senior Course HmI Asal Cabang Mempawah 


Pendahuluan

Konsep KMO (Kepemimpinan dan Manajemen Organisasi) dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan bagian penting dari upaya penguatan kaderisasi yang menyasar pada pembentukan karakter kepemimpinan dan pengelolaan organisasi secara efektif (Mahendra, 2020). KMO bukan sekadar materi struktural, melainkan bagian dari proses pendidikan kader yang bertujuan menanamkan prinsip dasar organisasi, strategi kepemimpinan, serta nilai-nilai ideologis Islam dan keindonesiaan (Putri, 2021).

Implementasinya disampaikan melalui pendekatan edukatif, dialektis, dan partisipatif. Materi-materi KMO mencakup teori kepemimpinan, sistem dan struktur organisasi, pengambilan keputusan, serta dinamika tim dan konflik (Siregar, 2021). Hal ini sangat relevan dengan tantangan kader HMI dalam menghadapi dinamika sosial-politik dan kebutuhan profesionalisme di masa depan.

Secara substansial, penyampaian konsep KMO berperan penting dalam membentuk kader yang tidak hanya paham struktur organisasi, tetapi juga memiliki daya analisis dalam menyikapi perubahan dan mengelola potensi (Fauziah, 2020). KMO juga menjadi media untuk memperkuat nilai-nilai dasar perjuangan HMI seperti keumatan, kebangsaan, dan independensi (Yusuf, 2022).


Metode Penyampaian KMO

Menurut Mahendra (2020), kader HMI yang memperoleh pelatihan KMO menunjukkan peningkatan signifikan dalam kemampuan menyusun strategi organisasi dan memimpin secara efektif dalam berbagai forum. Hal ini membuktikan bahwa materi KMO memiliki dampak positif terhadap peningkatan kualitas kepemimpinan kader (Fauziah, 2020).

Selain aspek kepemimpinan, KMO juga menjadi wadah penguatan ideologi. Penyampaian materi harus mengaitkan antara strategi kepemimpinan dengan nilai Islam yang moderat dan kontekstual (Ramli, 2020). Dengan begitu, kader tidak hanya mampu memimpin, tetapi juga menjadi agen perubahan yang berpegang pada nilai moral dan spiritual (Salim, 2022).

Penting untuk menyusun metode penyampaian KMO yang menarik, interaktif, dan kontekstual. Pendekatan seperti studi kasus, simulasi, role play, serta diskusi terbuka menjadi metode yang efektif dalam menyampaikan nilai-nilai KMO (Amalia, 2019). Hal ini diperkuat oleh penelitian Putri (2021) yang menekankan pentingnya partisipasi aktif dalam penyampaian materi KMO untuk membangun kesadaran kritis kader.

Penyampaian KMO juga harus disesuaikan dengan perkembangan zaman, termasuk pemanfaatan teknologi digital sebagai media pembelajaran (Wahyudi, 2020). Modul digital, podcast, video pendek, hingga forum diskusi daring bisa menjadi inovasi dalam proses kaderisasi KMO (Nugraha, 2021).


Kesimpulan

Konsep KMO dalam HMI merupakan jantung dari kaderisasi yang intelektual dan ideologis. Penyampaian yang tepat dan relevan dengan kebutuhan kader akan menghasilkan pemimpin yang tidak hanya unggul dalam manajemen organisasi, tetapi juga kuat dalam prinsip dan perjuangan. Dengan demikian, penguatan KMO secara metodologis dan substantif menjadi kunci strategis keberlanjutan kaderisasi HMI.


Daftar Pustaka

Amalia, N. (2019). Dinamika Organisasi Mahasiswa Islam dalam Perspektif Pendidikan Kader. Jurnal Sosiologi Pendidikan, 11(2), 100–111.

Fauziah, L. (2020). Internalisasi Nilai Ideologis dalam Kaderisasi HMI. Jurnal Sosial dan Budaya, 12(1), 55–67.

Mahendra, T. (2020). Efektivitas Materi KMO dalam Meningkatkan Kepemimpinan Kader HMI. Jurnal Manajemen dan Organisasi, 8(1), 55–67.

Nugraha, P. (2021). Media Digital sebagai Inovasi Kaderisasi Organisasi. Jurnal Teknologi Pendidikan, 9(2), 90–103.

Putri, D. (2021). Model Partisipatif dalam Penguatan Materi Kaderisasi HMI. Jurnal Pendidikan Islam, 12(2), 89–100.

Ramli, A. (2020). Peran KMO dalam Pembentukan Pemimpin Intelektual Muslim. Jurnal Manajemen Pendidikan, 8(2), 88–99.

Salim, M. (2022). Kepemimpinan Transformasional dalam Kaderisasi Organisasi. Jurnal Ilmu Sosial, 15(2), 112–124.

Siregar, R. (2021). Evaluasi Kurikulum Kaderisasi HMI: Studi Kasus KMO. Jurnal Pendidikan Politik, 6(2), 130–142.

Wahyudi, R. (2020). Optimalisasi Fasilitator dalam Materi KMO. Jurnal Kepemimpinan dan Organisasi, 7(3), 145–156.

Yusuf, I. (2022). Strategi Kaderisasi HMI Berbasis Kepemimpinan dan Ideologi. Jurnal Kepemudaan Islam, 10(3), 123–135.

Galeri Kitab Kuning | Terjemah Kitab Bidayatul Hidayah, Imam Ghazali merupakan salah satu ulama yang sangat terkenal, terutama melalui karya monumentalnya, Ihya Ulumuddin, nama Imam Ghazali semakin dikenal tidak hanya di kalangan umat Islam, namun juga non muslim. Hampir semua karya-karya Imam Ghazali, hingga kini terus dijadikan rujukan otoritatif dan kajian yang mendalam, termasuk kitab Bidayatul Hidayah.

Sesuai dengan namanya, Kitab Bidayatul Hidayah (Awal Mula Petunjuk), memuat ajaran tentang tatacara seorang muslim, agar bisa menggapai hidayah dan petunjuk dari Allah SWT.

#Sekilas Tentang Kitab Bidayatul Hidayah

Kitab Bidayatul Hidayah adalah di antara kitab karangan Imam Hujjatul Islam Al-Ghazali r.a yang banyak diberi berkah oleh Allah swt. Kitab ini telah banyak memberi faedah dan bimbingan bagi setiap orang yang mentelaahnya dengan niat yang ikhlas untuk mengamalkan isi dan kandungannya.

Faidah dan manfaatnya sudah jelas dan tidak dapat diragukan lagi,  Dalam kitab ini Imam Ghazali r.a menggariskan amalan-amalan harian yang mesti kita lakukan setiap hari dan adab-adab untuk melaksanakan amal ibadah, supaya ibadah tersebut dapat dilakukan dengan baik, penuh arti dan memberikan kesan yang mendalam.

Selain itu juga beliau juga menyebutkan adab-adab pergaulan seseorang dengan Allah swt sebagai penciptanya dan juga pergaulan dengan semua lapisan masyarakat yang ada di sekelilingnya.

Seperti salah satunya yang menjadi bahan penelitian penulis yaitu adab belajar murid yang tercantum di dalam kitab ini.

#Topik Pembahasan Dalam Kitab Bidayatul Hidayah

Sebagai sebuah kitab yang tidak hanya memuat fiqih, KIitab Bidayatul Hidayah, juga sarat dengan nilai-nilai etika dan akhlak.

Dalam kitab ini pembahasan dibuat dalam beberapa bagian-bagian dan beberapa fasal. Berikut sistematika dan isi kitab secara garis besar dilihat dari daftar isi buku.

  • MUKADDIMAH
  • Bagian Pertama Adab-adab melaksanakan ketaatan
  • Adab Bangun Tidur
  • Adab Masuk Kamar kecil (WC)
  • Adab Berwudhu
  • Adab Mandi
  • Adab Bertayamum
  • Adab Pergi dan Masuk Ke Mesjid
  • Adab Persiapan Diri Untuk Sembahyang
  • Adab Hendak Tidur
  • Adab Mengerjakan Sembahyang
  • Adab Imam dan Makmum
  • Adab Hari Jum’at
  • Adab Puasa
  • Bagian Kedua Cara-cara Meninggalkan Maksiat
  • Pasal 1 Cara-Cara Meninggalkan Maksiat Zahir
  • Menjaga Mata, Telinga, Lidah, Perut, Kemaluan, Dua Tangan dan Dua kaki
  • Pasal 2 Cara-cara Meninggalkan Maksiat Batin
  • Cara-cara Meninggalkan sifat Hasad, Riya dan Ujub
  • Bagian Ketiga Adab-Adab Pergaulan dan Persahabatan Dengan Allah swt dan
  • Dengan Makhluk
  • Adab Dengan Allah swt
  • Adab Seorang Guru
  • Adab Seorang Murid
  • Adab Dengan Ibu Bapak
  • Adab Dengan Seluruh Manusia
  • Adab Dengan Orang yang Tidak dikenal
  • Adab Dengan Sahabat Karib
  • Adab Dengan Orang yang dikenali
  • PENUTUP

#Download Kitab bidayatul Hidayah Terjemahan

Bagi anda yang ingin mempelajari bahkan ingin mengamalkan kitab ini, tentu akan kesulitan jika membaca teks aslinya yang berbahasa arab, oleh sebab itu pada kesempatan kali ini kami akan bagikan untuk versi terjemahannya, yang bisa dengan mudah anda unduh pada link yang kami sediakan di bawah ini.

Nah, itulah ulasan tentang Kitab Bidayatul Hidayah yang dikarang oleh Imam Ghazali, semoga informasi ini bisa bermanfaat.
 
Sumber : https://www.galerikitabkuning.com/2021/03/download-terjemah-kitab-bidayatul-hidayah-imam-ghazali.html

 

Pesantren merupakan sarana para pelajar menimba ilmu pengetahuan secara intensif. Hal ini tampak dari padatnya jadwal pengajian serta ragam kitab yang dipelajari. Namun, dalam tradisi pensantren, ada yang lebih urgen ketimbang ilmu pengetahuan, yakni adab atau etika. Termasuk etika dalam mencari ilmu itu sendiri. Bagi para santri, akhlak lebih tinggi derajatnya daripada ilmu. Sedikitnya sopan santun lebih berharga daripada banyaknya ilmu. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Imam Ibnu al-Mubarak:

 نَحْـنُ إِلَى قَلِيْــلٍ مِــنَ اْلأَدَبِ أَحْوَجُ مِنَّا إِلَى كَثِيْرٍ مِنَ اْلعِلْمِ 

“Kita lebih membutuhkan adab (meskipun) sedikit dibanding ilmu (meskipun) banyak” (Syekh Syatha Dimyathi al-Bakri, Kifâyah al-Atqiyâ wa Minhâj al-Ashfiyâ, Dar el-Kutub al-‘Ilmiyah, h. 262). Dalam menggembleng akhlak santri, pesantren memasukkan pelajaran tentang etika dan tata cara menuntut ilmu ke dalam kurikulumnya. Hal ini dilakukan supaya para santri memahami akhlak yang terpuji dan tata cara menuntut ilmu yang benar, supaya ilmu mereka bermanfaat saat mengabdi di masyarakat.

Ada beragam kitab yang digunakan dalam pembelajaran akhlak di pesantren. Beberapa yang bisa disebut antara lain al-Akhlâq lil Banîn karya Syekh Umar bin Ahmad Baraja, Adabul ‘Âlim wal Muta‘allim karya Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy’ari, Bidâyatul Hidâyah karya Imam al-Ghazali, dan yang sangat terkenal di setiap pesantren yaitu kitab Ta’lîm al-Muta’allim Tharîq at-Ta’allum karya Imam al-Zarnûji. 

Kitab Ta’lîm al-Muta’allim Tharîq at-Ta’allum merupakan salah satu kitab yang menghimpun tuntunan belajar. Nama lengkap penyusunnya adalah Burhânuddîn Ibrâhim al-Zarnûji al-Hanafi. Kata al-Zarnûj dinisbatkan kepada salah satu kota terkenal dekat sungai Oxus, Turki. Dari penisbatannya kepada al-Hanafi di ujung namanya dapat diketahui bahwa beliau bermazhab Hanafi. Mengenai tahun kelahirannya para ulama tarikh masih berbeda pendapat, begitupun dengan tahun wafatnya. Sebagian menyebutkan Imam al-Zarnûji wafat pada 591 H, namun ada juga yang menyebutkan wafat pada 640 H (Imam al-Zarnûji, Ta’lîm al-Muta’allim Tharîq at-Ta’allum, Beirut: al-Maktab al-Islami, cetakan pertama, 1981, halaman 18).


Latar belakang penulisan kitab ini adalah adalah sebagaimana yang beliau tuturkan sendiri dalam mukaddimah kitabnya:

 فلما رأيت كثيرا من طلاب العلم فى زماننا يجدون إلى العلم ولايصلون ومن منافعه وثمراته ـ وهى العمل به والنشر ـ يحرمون لما أنهم أخطأوا طريقه وتركوا شرائطه، وكل من أخطأ الطريق ضل، ولاينال المقصود قل أو جل، فأردت وأحببت أن أبين لهم طريق التعلم على ما رأيت فى الكتب وسمعت من أساتيذى أولى العلم والحكم

Tatkala aku melihat banyak dari para penuntut ilmu pada masa kita bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, namun tidak dapat mencapai hasilnya. Di antara manfaat dan buah ilmu adalah mengamalkan ilmu dan menyebarkannya. Mereka terhalang (dari ilmu) sebab kesalahan dalam metode mencari ilmu, dan mereka meninggalkan syarat-syaratnya. Sedangkan setiap orang yang salah jalan maka akan tersesat, dan tidak mendapat sesuatu yang ia inginkan sedikit ataupun banyak. Maka aku ingin menjelaskan kepada mereka tata cara belajar berdasarkan yang telah aku lihat dan dengar dari guru-guruku yang memiliki ilmu dan hikmah. (Imam al-Zarnûji, Ta’lîm al-Muta’allim Tharîq at-Ta’allum,halaman 57) Imam al-Zarnuji menjelaskan metode belajar dalam kitabnya. Ada 13 pasal yang disebutkan olehnya dalam Ta’lîm al-Muta’allim, yaitu: 

1. Hakikat ilmu dan keutamaannya 

Dalam pasal ini Imam al-Zarnuji membicarakan perihal kewajiban menuntut ilmu, dan tidak semua ilmu harus dipelajari. Karena yang wajib bagi mereka adalah Ilmul hâl, seperti ilmu iman, ilmu shalat, zakat, dan semacamnya. Setelah itu beliau menyebutkan keutamaan-keutamaan menuntut ilmu, di antaranya analogi Imam al-Zarnuji akan keutamaan Nabi Adam AS dibanding para malaikat adalah karena ilmu yang dimilikinya. 

Imam al-Zarnuji juga menjelaskan bahwa hukum menuntut ilmu ada 4. Pertama, fardlu‘ain, salah satunya adalah ilmu wudhu dan shalat. Kedua, fardlu kifayah, seperti ilmu cara menguburkan jenazah. Ketiga, haram, seperti mempelajari ilmu ramalan berdasarkan perbintangan. Keempat, jawâz (boleh), seperti mempelajari ilmu kedokteran. 

2. Niat ketika belajar 

Imam Zarnuji menyebutkan, bahwa seorang pelajar harus memiliki niat saat menuntut ilmu. Landasan yang digunakan beliau yaitu sabda Nabi tentang niat, “innamal a’mâlu binniyyât”, “Sesungguhnya amal seseorang tergantung pada niatnya.” Ada beberapa niat yang dianjurkan Imam al-Zarnuji ketika menuntut ilmu. Pertama, mencari ridha Allah SWT. Kedua, menghilangkan kebodohan dirinya dan orang lain. Ketiga, menghidupkan agama dan mendirikan Islam. Keempat, mensyukuri nikmat akal dan kesehatan badan. Dalam pasal ini Imam al-Zarnuji juga memberi peringatan supaya seorang pelajar tidak mencari dengan maksud mencari pengaruh supaya orang-orang berpaling kepadanya, begitu juga mencari kedudukan di sisi penguasa, kecuai jika ilmu tersebut digunakan untuk menyeru kebaikan dan mecegah kemungkaran di tengah pemereintah. 

3. Memilih ilmu, guru, dan teman, serta keteguhan dalam menuntut ilmu 

Dalam pasal ini Imam al-Zarnuji memberi saran bagi para pelajar untuk memilih ilmu, guru, dan teman. Hendaknya bagi seorang pelajar mendahulukan ilmu yang dibutuhkannya sekarang dalam urusan agama (ilmul hal), baru kemudian mempelajari ilmu yang berguna baginya pada masa yang akan datang. Dan Imam Zarnuji menyarankan agar mencari guru yang lebih pandai dan lebih sepuhdari dirinya, dan memilih teman yang tekun, wara’, baik tabiatnya, dan tanggap. 

3. Menghormati ilmu dan ahlinya 

Di sini Imam al-Zarnuji menjelaskan bahwa seorang pelajar tidak akan mendapat ilmu melainkan ia menghormati ilmu dan pemiliknya, yaitu gurunya. Beliau menyebut etika apa saja yang harus dilakukan seorang pelajar, di antaranya adalah tidak duduk di tempat duduk gurunya, tidak memulai percakapan dengan guru kecuali atas izinnya, tidak banyak berbicara di sisi gurunya, dan lain-lain. 

5. Sungguh-sungguh, tekun, dan semangat 

Imam al-Zarnuji memandang ilmu adalah tujuan yang agung, ia harus dicapai dengan kesungguhan, ketekunan dan semangat yang tinggi. Kesungguhan tidak hanya bergantung pada pelajar saja, namun guru dan orangtua pun harus bersungguh menyiapkan pendidikan anaknya. Beliau banyak memberi saran supaya ilmu itu kuat melekat pada diri seorang pelajar.Di antaranya dengan mengulang pelajaran pada setiap permulaan dan akhir malam. 

6. Tahap awal, ukuran, dan urutannya 

Di sini imam al-Zarnuji banyak menyinggung soal urutan tingkat pelajaran yang mesti diajarkan guru kepada murid, dari dasar baru kemudian kepada tingkat yang lebih tinggiSelain itu, Imam al-Zarnuji juga menyatakan bahwa merupakan suatu keharusan bagi pelajar untuk saling menggelar kegiatan seperti mudzâkarah, munâdharah, dan almuthârahah. Imam al-Zarnuji juga mengingatkan kepada pelajar untuk senantiasa bersyukur atas karunia yang dianugerahkan kepada mereka berupa kemampuan untuk menuntut ilmu. 

7. Tawakal kepada Allah 

Tentunya setelah usaha-usaha diatas, seorag pelajar hars berserah diri kepada Allah SWT. Imam al-Zarnuji menganjurkan para pelajar untuk tidak perlu merasa sulit dan menyibukkan hati dalam masalah rezeki. Hal ini senada dengan hadis Nabi SAW, “Barangsiapa yang mencari ilmu, maka Allah SWT akan menjamin rezekinya.” 

8. Masa produktif 

Masa mencari ilmu ada seumur hidup, sejak dilahirkan hingga masuk ke liang lahat. Menurut Imam al-Zarnuji, waktu terbaik untuk mencari ilmu adalah saat masih muda. Jika seorang pelajar merasa jenuh terhadap satu disiplin ilmu, ia dapat beralih pada disiplin ilmu yang lain. 

9. Kasih sayang dan nasihat 

Ilmu dan akhlak adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Seorang pelajar hendaknya memiliki rasa kasih sayang, bersedia memberi nasihat dan tidak iri hati. Seorang pelajar juga seharusnya menghindari permusuhan dengan orang lain, karena dapat menyia-nyiakan waktu. Beliau juga menyarankan agar mereka selalu positif thinking, tidak berburu sangka kepada orang lain. 

10. Mengambil faedah pelajaran 

Imam al-Zarnuji meletakan metode praktis untuk menambah pengetahuan, di antaranya ialah dengan mempersiapkan alat tulis setiap saat, tidak menyia-nyiakan waktu, bergaul dengan guru dan tamak kepada ilmu, fokus ketika pelajaran, dan taat kepada seorang guru. 

11. Bersikap wara’ ketika belajar 

Imam al-Zarnuji dalam pasal ini memberi wejangan kepada para pelajar untuk menjauhi rasa kenyang, banyak tidur, banyak membicarakan sesuatu yang tidak bermanfaat, menghindari makanan dari pasar bila memungkinkan, menggunjing, bergaul dengan orang yang rusak akhlaknya. Dan hendaknya mereka bergaul bersama orang-orang sholeh, duduk menghadap kiblat, mengamalkan sunnah -sunnah Rasul, memperbanyak sholawat. 

12. Penyebab hafal dan lupa 

Menghafal termasuk ke dalam metode belajar di berbagai lembaga pendidikan. Imam Zarnuji menyebutkan bahwa hal yang banyak membantu hafalan ialah kesungguhan, tekun, sedikit makan, dan shalat di malam hari, membaca Al-Qur’an. 

Seadngkan hal-hal yang dapat menyebabkan lupa di antaranya adalah banyak berbuat maksiat, banyak melakukan dosa, gelisah, khawatir, dan sibuk dengan urusan dunia. 

13. Sesuatu yang mendatangkan dan menjauhkan rezeki, serta menambah dan memperpendek umur. 

Dalam pasal ini Imam al-Zarnuji mengingatkan bahwa seorang pelajar harus mengetahui apa saja yang menambah rezeki dan apa saja yang menambah panjang usia dan kesehatan, supayamasa belajarnya dapat diselesaikan dengan baik. Imam al-Zarnuji menyebutkan bahwa perbuatan dosa dan dusta dapat menjadi penghalang datangnya rezeki.Selain itu, Beliau juga menyatakan bahwa tidur pada waktu Subuh termasuk penghalang rezeki, banyak tidur menyebabkan fakir, termasuk fakir dalam ilmu. Sedangkan bangun di waktu pagi dapat mendatangkan segala kemudahan dan dapat mendatangkan rezeki. 

Dalam memperkuat pendapatnya, Imam al-Zarnuji terkadang menggunakan hadis dan syair-syair. Banyak sekali syair dalam kitab Ta’lîm al-Muta’allim, hingga ada yang menghimpunnya dalam kitab khusus, yaitu syair Alala. Salah satu bait yang terkenal dalam kitab ini adalah Syair Muhammad bin al-Hasan:

 تعلم فإن العلم زين لأهله # وفضل وعنوان لكل المحامد وكن مستفيدا كل يوم زيادة # من العلم واسبح في بحور الفوئد 

Belajarlah, karena ilmu adalah perhiasan bagi pemiliknya, juga keutamaan dan tanda bagi setiap sesuatu yang terpuji.Jadilah dirimu dapat mengambil faedah dari ilmu setiap harinya, dan berenanglah engkau dalam lautan kemanfatan (Imam al-Zarnuji, Ta’lîm al-Muta’alim, Beirut:halaman 61) 

Karya Imam al-Zarnuji ini telah dikenal banyak orang baik di Timur maupun di Barat. Banyak para ulama yang memuji kitab Ta’lîm al-Muta’allim, di antaraya adalah al-‘Allamah al-Kinawi a-Hindi. Beliau mengatakan, “Aku telah membaca kitab ini berulang-ulang, dia adalah kitab yang ringkas, memiliki banyak manfaat, berharga dan berfaedah. (Imam al-Zarnuji, Ta’lîm al-Muta’alim, Beirut:halaman40) 

Ta’lîm al-Muta’allim sangat cocok sekali dipelajari oleh santri, kendati demikian, bahasa dalam kitab ini lumayan rumit bagi pelajar pemula, terlebih syair-syair di dalamnya. Terkadang santri baru akan menggunakan kitab Taysîr al-Khalâq atau al-Akhlâq lil Banîn sebelum mempelajari kitab ini. 

Amien Nurhakim, Mahasantri Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darus-Sunnah

Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/119376/mengenal-kitab-ta-lim-al-muta-allim--panduan-etika-mencari-ilmu

 Nama kitab: Terjemah Ta'lim Muta'alim (Taklim Al-Muta'allim)

Judul kitab asal: Ta'limul Muta'allim Tariq Al-Ta'allum ( تعليم المتعلم طريق التعلم)
Pengarang: Burhanul Islam Al-Zarnuji
Penerjemah:
Bidang studi: Akhlak, tasawuf dan budi pekerti
Download:
- Versi Terjemah (pdf)
- Versi Arab (pdf)

Daftar Isi


BPL HMI Cabang Pontianak

{facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google-plus#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget